Cara Menyambung / Koneksi Bambu

Teknik menyambung bambu pada bangunan tidak dapat disamakan begitu saja dengan teknik penyambungan untuk komponen kayu. Ada perbedaan yang sangat kentara diantara keduanya. Jika kayu bentuknya datar dan permukaan dalamnya juga lurus, namun untuk bambu bentuknya bundar dan permukaan dalamnya tidak lurus melainkan berupa cekungan dan terdapat rongga. Hal ini yang membuat cara penyambungannya jadi berbeda.

Ada beberapa cara dan teknik menyambung komponen bambu. Yang pertama bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem ini sering diaplikasikan pada bambu yang hanya dipakai untuk membuat tangga darurat ketika proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan. Wujudnya yaitu tangga yang dipakai oleh tukang untuk naik dan turun. Nilai artistik maupun keindahannya tentu saja tidak menjadi hal yang utama. Yang diutamakan adalah kekuatan menahan beban.

Berbeda jika penyambungan digunakan untuk membuat konstruksi bangunan. Alat penyatuannya berupa baut yang ukuran minimalnya duabelas millimeter. Selain lebih kuat hasil sambungannya juga nampak rapi. Agar tidak mudah pecah, sebelum baut dipasang bambu diberi lubang dulu dengan cara diboor. Baru setelah itu baut dimasukan dan dilengkapi dengan mur. Baut ini dapat diganti dengan pasak, yaitu paku yang dibuat dari potongan bambu kecil.

Agar tampilannya terlihat alami, hasil sambugan ini ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali yang dibuat dari serabut kelapa. Bisa juga memakai rotan yang diambil kulit luarnya. Kelebihan dari penggunaan tali ini selain memunculkan kesan yang lebih artistik yaitu bisa menahan beban dari arah samping.

Selain itu masih ada teknik lain, yaitu dengan cara membuat lubang pada satu bambu. Ukurannya disamakan dengan diameter bambu lain yang mau disatukan. Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua agar tidak mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya dibuat satu saja namun ada yang dua sekaligus sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Konsepnya disesuaikan dengan kebutuhan. Agar posisinya makin kuat, teknik penyambungan ini bisa dilengkapi dengan paku pasak.

Cara yang lain, bagian ujung dipotong separo beberapa sentimeter kemudian disatukan dengan bambu lain yang juga dipotong dengan teknik yang sama. Jika ukurannya sudah pas bisa dipaku atau diberi pasak maupun mur dan baut. Sambungan ini dapat diaplikasikan pada bambu yang disatukan secara sejajar. Dan karena kurang begitu kuat menahan beban, biasanya hanya dipakai pada komponen yang bukan bagian dari konstruksi.

Penyatuan yang disusun secara berjajar juga bisa menggunakan batang bambu yang ukurannya lebih besar. Caranya cukup mudah, ujung dua bambu yang mau disatukan dan disambung tinggal dimasukan ke dalam batang bambu lain yang ukurannya lebih besar. Namun lubang atau rongga yang ada bagian dalamnya harus punya ukuran diameter yang sama dengan ukuran diameter luar bamboo yang mau disatukan. Sehingga ujung bambu tersebut bisa masuk namun tetap merekat dengan erat dan kencang.

Selain itu masih ada cara lain yang berbeda, yaitu bagian ujung dipotong sedemikian rupa hingga bentuk potongan tersebut jadi seperti setengah lingkaran. Ukurannya harus sama persis dengan diameter bambu yang mau disambungkan. Setelah sesuai tinggal menyatukan pada bambu yang posisinya melintang. Konsep penyatuan ini cukup kuat menahan beban namun masih kalah jika dibanding dengan konsep penyatuan yang pertama.

Comments

Popular posts from this blog

Besaran Panjang, Massa, dan Waktu

Garis Keturunan Nabi Ibrahim Sampai Nabi Muhammad

Apa itu Cybercrime ?