Posts

Showing posts from January, 2016

Surat Al-Ikhlas

Berikut Surat Al-Ikhlas dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya: Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t. Pokok-pokok isinya: Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya. بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ bismi llaahi rrahmaani rrahiim " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. " قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ qul huwallaahu ahadun 1. " Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. " اللَّهُ الصَّمَدُ Allaahu shshamadu 2. " Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. " لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ lam yalid wa lam yuulad 3. " Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, " وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا

Surat Al-Falaq

Berikut ini Surat Al-Falaq dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya: Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil. Nama Al Falaq diambil dari kata Al Falaq yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya waktu subuh. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmizi dan An Nasa-i dari 'Uqbah bin 'Aamir bahwa Rasulullah s.a.w. bersembahyang dengan membaca surat Al Falaq dan surat An Naas dalam perjalanan. Pokok-pokok isinya: Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan. بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيم bismi llaahi rrahmaani rrahiimi " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. " قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ qul auudzu birabbi lfalaqi 1. " Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, " مِن شَرِّ مَا خَلَقَ min syarri maa khalaqa 2. " Dari kejahatan makhluk-Nya, " وَم

Surat An-Naass

Berikut ini Surat An-Naass dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya: Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Falaq. Nama An Naas diambil dari An Naas yang berulang kali disebut dalam surat ini yang artinya manusia. Pokok-pokok isinya: Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia. بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ bismi llaahi rrahmaani rrahiimi " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang " قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ qul a'uudzu birabbi nnaasi 1. " Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. " مَلِكِ النَّاسِ maliki nnaasi 2. " Raja manusia. " إِلَٰهِ النَّاس ilaahi nnaasi 3. " Sembahan manusia. " مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ min syarri lwaswaasi lkhannaasi 4. "

Surat Al-Fatihah

Berikut Surat Al-Fatihah dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya: Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang. Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu : 1. Keimanan: Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat i

Hukum Bacaan Nun Sukun atau Tanwin dan Mim Mati

Berikut hukum bacaan nun sukun atau tanwin dan mim mati, BACAAN NUN SUKUN DAN TANWIN Bila nun sukun atau tanwin bertemu huruf berikut Hukum bacaan Cara membaca nun sukun atau tanwin ا ع غ ح خ ھ 1.     IZH-HAR Bunyi N nya tetap dibaca jelas/terang م و ن ي 2.     IDGHAM BI-GHUNNAH Bunyi N nya masuk dengan dengung mengikuti bunyi huruf yang ditemui berikutnya ل ر   3.     IDGHAM BILA GHUNNAH Bunyi N nya masuk dengan tak dengung mengikuti huruf yang ditemui berikutnya ب 4.     IQLAB Bunyi N nya berubah menjadi M ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك 5.     IKHFA Bnuyi N nya dibaca samar-samar seakan menyatu dengan huruf yang ditemui berikutnya BACAAN MIM SUKUN Bila bertemu huruf berikut Hukum bacaan Cara membaca mim sukun ب 1.       IKHFA SYAFAWI Dibaca dengung م 2.       IDGHAM MIMI/MITSLAIN Dibaca dengung Selain م     dan ب 3.       IZH-HAR SYA

Amalan Yang Bermanfaat Bagi Mayit

Allah Ta’ala berfirman, وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An Najm: 39). Dari ayat ini, sebagian ulama mengatakan bahwa usaha orang lain tidak akan bermanfaat bagi si mayit. Namun pendapat ini adalah pendapat yang kurang tepat. Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa manusia tidaklah mendapatkan manfaat kecuali apa yang telah ia usahakan untuk dirinya sendiri. Ini benar dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa amalan orang lain tidak bermanfaat untuk dirinya yaitu ketika orang melakukan amalan untuknya. Sebagaimana pula seseorang memiliki harta yang ia kuasai saat ini. Hal ini tidak melazimkan bahwa dia tidak bisa mendapatkan harta dari orang lain melalui hadiah yang nanti akan jadi miliknya.[1] Jadi sebenarnya, amalan orang lain tetap bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana ditunjukkan pada dalil-dalil

Kajian terhadap Ayat-ayat Waris

Pertama : Firman Allah yang artinya "bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan," menunjukkan hukum-hukum sebagai berikut: Apabila pewaris (orang yang meninggal) hanya mempunyai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, maka harta peninggalannya dibagi untuk keduanya. Anak laki-laki mendapat dua bagian, sedangkan anak perempuan satu bagian. Apabila ahli waris berjumlah banyak, terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan, maka bagian untuk laki-laki dua kali lipat bagian anak perempuan. Apabila bersama anak (sebagai ahli waris) ada juga ashhabul furudh, seperti suami atau istri, ayah atau ibu, maka yang harus diberi terlebih dahulu adalah ashhabul furudh. Setelah itu barulah sisa harta peninggalan yang ada dibagikan kepada anak. Bagi anak laki-lak