tag:blogger.com,1999:blog-37874141380532774092024-03-05T18:19:27.825-08:00Pos PengetahuanYudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.comBlogger178125tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-76338700658503458792016-12-04T07:00:00.001-08:002016-12-04T07:02:12.620-08:00Cara ulama Menyelesaikan Ikhtilaf dalam Hadits<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Adakalanya saat mengkaji kitab-kitab hadits, kita akan menemukan hadits yang secara lahiriah bertentangan. Misal bertentangan dengan al-Quran, bertentangan dengan Hadits lainnya, bertentangan dengan akal/logika bahkan bertentangan dengan Ijma’.<br />
Contoh yang bertentangan dengan ijma’ adalah hadits tentang hukum bunuh bagi peminum khamr. Dari Muawiyyah bin abu Sufyan ia berkata, “<i>Rasulullah bersabda : Jika mereka minum khamr maka cambuklah, jika mereka minum lagi cambuklah, jika mereka minum lagi maka cambuklah, dan jika mereka minum lagi maka bunuhlah</i>” (Sunan abu Dawud, no 3886).<br />
Hadits ini dianggap bertentangan dengan ijma’, yang menyatakan bahwa hukum diatas telah di nasakh oleh hadits lain yang menyatakan bahwa hukuman bagi peminum khamr adalah dipukul, tidak sampai dibunuh.<br />
Hadits-hadits yang bertentangan akan memunculkan masalah bahkan kebingungan bagi orang awam, bagaimana cara menyikapinya agar tidak menimbulkan perpecahan di tengah umat? Oleh karena itulah Dr Salamah Noorhidayati menulis buku tentang ilmu <i>“Mukhtalif al-Hadits</i>” (Yogyakarta : Lentera kreasindo, 2016). Dalam bukunya yang tebalnya 220 halaman ini, dosen IAIN Tulungagung tersebut menjelaskan kepada pembaca bagaimana ulama-ulama terdahulu merumuskan cara atau metodologi penyelesaian hadits-hadits yang secara lahiriah bertentangan alias kontradiktif.<br />
Terdapat empat faktor penyebab terjadinya pertentangan/ikhtilaf dalam hadits.<br />
Pertama, Latar belakang munculnya sebuah hadits. Kedua, faktor yang menyangkut redaksi teks hadits yang memang terkesan bertentangan. Ketiga, Faktor yang disebabkan oleh konteks dimana Rasulullah saw menyampaikan hadits dan kepada siapa beliau berbicara. Keempat, Faktor yang berkaitan dengan metode seseorang ulama memahami hadits dan kelima, Faktor mazhab atau ideologi seseorang ketika memahami suatu hadits. Contohnya hadits tentang kawin mut’ah, hadits tentang boleh tidaknya bertawasul kepada Nabi atau hadits tentang imamah vs khilafah (Dr Salamah Noorhidayati, 2016, hal 41-43).<br />
Pencetus ilmu Mukhtalif hadits dalam sejarah peradaban Islam adalah Imam Syafi’i. Beliau menulis kitab khusus berjudul <i>Ikhtilaf al-Hadits</i>. Menurut Dr Salamah Noorhidayati, sebagai peletak dasar ilmu ini, usaha Imam syafi’i diteruskan oleh ulama bernama Ibn Qutaibah. Imam syafi’i menawarkan penyelesaian untuk hadits yang nampak bertentangan. Pertama, al-jam’u wa at-Taufiq.<br />
Kedua, metode an-Naskh dan terakhir Tarjih. Sementara Ibn Qutaibah menwarkan 2 metode yaitu al-Jam’u dan Tarjih. Metode nasakh terkadang beliau gunakan apabila suatu hadits dianggap cacat. (hal 92-94).<br />
Selain ketiga metode diatas, masih ada metode “at-tasaqut” yang dalam istilah Ibnu hajar al-Asqalani disebut “at-tawwaquf”. Ini sebuah metode yang membuat ulama tidak mengamalkan kedua hadits yang Nampak kontradiktif atau menangguhkannya sambil menunggu petunjuk dari Allah swt dalam menyelesaikan pertentangan tersebut (hal 101-102).<br />
Untuk meneliti lebih jauh hadits mukhtalif, bisa ditempuh dengan jalan sebagai berikut :<br />
1) Menentukan tema hadits, 2) Melakukan takhrij Hadits, 3) Mendokumentasikan hasil takhrij, 4) Mencatat hadits dan mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan redaksi dalam matan hadits (hal 127-128)<br />
Keberadaan Mukhtalif al-Hadits dengan berbagai bentuknya bisa berimplikasi pada dua hal: Pertama memunculkan perbedaan pendapat dan kedua, menyebabkan perpecahan. Menurut Dr Salamah, perbedaan yang pertama adalah perbedaan dalam hal <i>furu’iyyah</i> dan variasi ibadah. Menyikapi hal ini perlu kedewasaan sikap, toleransi dan objektivitas ilmiah (hal 182).<br />
Sebelum mengakhiri tulisan ini, dengan mengetahui metode ulama dalam menyelesaikan ikhtilaf dalam hadits, akan membuat seseorang tidak buru-buru mengatakan bahwa hadits yang redaksi/isinya bertentangan itu palsu. <i>Wallahu’allam bishowwab</i>.*<br />
<br />
<b>Fadh Ahmad Arifan</b> | <i>Pengajar ilmu Hadits di MA Muhammadiyah 2 Kota Malang</i></div>
Sumber: http://www.hidayatullah.com</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-14096442403591599842016-02-19T23:17:00.002-08:002016-02-19T23:17:58.597-08:00Cara Mengatasi Download di 4Shared Sign error.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pernah ngalamin kasus Download yang sepert ini di 4shared?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkFzyMQufKcq82bUSCLq6X0Fet9bnwWjEocNdQifjWJsUJoyLLtbIzEvyebQcOnQv4It_xJoTLGdrpIxXI7IT_ugkKLvPzga3Q8yEJkeWOyIPJUp9BM8AlTq4ZxS3jr7qbj_ZPkgPv3Y0/s1600/Screenshot_1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="54" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkFzyMQufKcq82bUSCLq6X0Fet9bnwWjEocNdQifjWJsUJoyLLtbIzEvyebQcOnQv4It_xJoTLGdrpIxXI7IT_ugkKLvPzga3Q8yEJkeWOyIPJUp9BM8AlTq4ZxS3jr7qbj_ZPkgPv3Y0/s320/Screenshot_1.png" width="320" /></a></div>
Solusinya coba menggunakan situs pihak ketika,<br />
caranya, buka situs ini <a href="http://mp3mob.ml/generate.php" target="_blank">http://mp3mob.ml/generate.php</a><br />
<br />
Ambil URL halaman file di 4share, seperti ini<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCWJkjlhMtcK1CMFiUudJBYjvGeLzoxjIuYbMRzTR2wMasX9fhM_bCE_YDIbBRLNR1fuohywfedVlgf1ITlsCWQZWf3H4fuqdWLxlhZk4MBrr9vFLi_SayOtRR3FIGhXKok2HreXiL4U/s1600/Screenshot_2+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCWJkjlhMtcK1CMFiUudJBYjvGeLzoxjIuYbMRzTR2wMasX9fhM_bCE_YDIbBRLNR1fuohywfedVlgf1ITlsCWQZWf3H4fuqdWLxlhZk4MBrr9vFLi_SayOtRR3FIGhXKok2HreXiL4U/s320/Screenshot_2+copy.jpg" width="320" /></a></div>
Setelah itu paste di kotak Generate link di situs pihak ke tiga tadi,<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin1j8o6IrYvew51lZjV5jrZsPVeOsXQUf9WmTOV1g57i8d3qxWSsZGBF201npb3LzL1x-tuQzX8Sl7NaAurJ-TOR4tTElP0ELfRx9ds6fjDz61Wi_WXoRt6lYVcRS3TL1SFo0_mEGSYKE/s1600/Screenshot_3+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="127" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin1j8o6IrYvew51lZjV5jrZsPVeOsXQUf9WmTOV1g57i8d3qxWSsZGBF201npb3LzL1x-tuQzX8Sl7NaAurJ-TOR4tTElP0ELfRx9ds6fjDz61Wi_WXoRt6lYVcRS3TL1SFo0_mEGSYKE/s320/Screenshot_3+copy.jpg" width="320" /></a></div>
Kemudian klik tombol "Generate" yang warna hijau..<br />
<span id="goog_479913239"></span><span id="goog_479913240"></span></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-67157259419278693502016-02-15T15:54:00.000-08:002016-03-08T10:19:26.533-08:00Istilah-Istilah untuk Hadits<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kebanyakan para muhadditsin berpendapat bahawa istilah al-hadits, al-khabar, al-atsar, dan as-sunnah adalah sinonim, meskipun di sana-sini ada ulama yang membedakannya, namun perbedaan itu tidaklah prinsipal. <br />
<br />
Misalnya, ada suatu pendapat yang membedakan bahawa pengertian al-hadits itu hanya terbatas pada apa yang datang dari Nabi Muhammad saw. saja, sedang al-khabar terbatas pada apa yang datang dari selainnya. Kerana itu, orang yang tekun kepada ilmu hadis saja disebut dengan muhaddits, sedangkan orang yang tekun kepada khabar disebut dengan akhbari. <br />
<br />
Ada pula pendapat yang membedakannya dari segi umum dan khusus muthlaq, yakni tiap-tiap hadits itu khabar, tetapi sebaliknya bahawa tiap-tiap khabar itu dapat dikatakan hadits. Di samping ada pendapat yang mengatakan bahawa atsar itu ialah yang datang dari sahabat, tabi'in, dan orang-orang sesudahnya, juga ada pendapat yag mengatakan bahawa istilah atsar itu lebih umum penggunaannya daripada istilah hadits dan khabar. Kerana, istilah atsar itu mencakup segala berita dan perilaku para sahabat, tabi'in, dan selainnya. <br />
<br />
Pada umumnya para muhadditsin memperkuat alasannya tentang persamaan keempat istilah tersebut dengan mengemukakan persesuaian maksud dalam pemakaiannya. Misalnya, istilah khabar mutawatir dipakai juga untuk hadits mutawatir, haditsun nabawi untuk sunnatun nabawi, dan ahli hadits mahupun ahli khabar juga disebut dengan ahli atsar (al-atsari). <br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><i><span style="font-size: x-small;">Sumber: Diadaptasi dari Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Drs. Fatchur Rahman.</span></i></span><br />
<br /></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-69056565565131465392016-02-15T15:49:00.001-08:002016-02-15T15:49:46.435-08:00Arti Sanad dan Matan Hadits<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #444444;"><b>Sanad Hadits </b></span><br />
<br />
Sanad atau thariq ialah jalan yang dapat menghubungkan matnul hadits kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Misalnya, separti kata Al-Bukhari: "Telah memberitakan kepadaku Muhammad bin Al-Mutsanna, ujarnya: 'Abdul Wahhab ats-Tsaqafi telah mengkhabarkan kepadaku, ujarnya: 'Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi Muhammad saw., sabdanya, 'Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya, nescaya memperolehi kelazatan iman. Yakni, (1) Allah dan rasul-Nya hendaklah lebih dicintai daripada selainnya. (2) Kecintaannya kepada seseorang tidak lain kerana Allah semata-mata, dan (3) keengganannya kembali kepada kekufuran, separti keengganannya dicampakkan ke neraka'." <br />
<br />
Maka, matnul hadits "thalasun" sampai dengan "an yuqdzafa finnar" diterima oleh Al-Bukhari melalui sanad pertama (Muhammad ibnul Mutsanna), sanad kedua (Abdul Wahhab ats-Tsaqafi), sanad ketiga (Ayyub), sanad keempat (Abi Qilabah) , dan seterusnya sampai sanad yang terakhir: Anas r.a., seorang sahabat yang langsung menerima sendiri dari Nabi Muhammad saw. <br />
<br />
Dalam hal ini juga dapat dikatakan bahawa sabda Nabi tersebut disampaikan oleh sahabat Anas r.a. sebagai rawi pertama, kepada Abu Qilabah. Kemudian, Abu Qilabah sebagai rawi kedua menyampaikan kepada Ats-Tsaqafi, dan Ats-Tsaqafi sebagai rawi ketiga menyampaikan kepada Muhammad Ibnul Mutsanna, hingga sampai kepada Al-Bukhari sebagai rawi terakhir. Dengan demikian, Al-Bukhari itu menjadi sanad pertama dan rawi terakhir bagi kita. <br />
<br />
Dalam bidang ilmu hadits, sanad itu merupakan neraca untuk menimbang sahih atau tidaknya suatu hadits. Andaikata salah seorang dalam sanad-sanad itu ada yang fasik atau yang tertuduh dusta, maka daiflah hadits itu, hingga tidak dapat dijadikan hujah untuk menetapkan suatu hukum.<br />
<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>Matan (Matnul) Hadis</b></span><br />
<br />
Yang disebut dengan matnul hadits ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir, baik pembicaraan itu sabda Rasulullah saw., sahabat, ataupun tabi'in; baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi mahupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi. Misalnya, perkataan sahabat Anas bin Malik r.a., "Kami bersalat bersama-sama Rasulullah saw. pada waktu udara sangat panas. Apabila salah seorang dari kami tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya, lantas sujud di atasnya."<br />
<br />
Perkataan sahabat yang menjelaskan perbuatan salah seorang sahabat yang tidak disanggah oleh Rasulullah saw. (Kunna sampai dengan fasajada 'alaihi) disebut matnul hadits. <br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><i><span style="font-size: x-small;">Sumber: Diadaptasi dari Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Drs. Fatchur Rahman </span></i></span></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-32155566810997633762016-02-15T13:03:00.000-08:002016-02-15T15:42:49.924-08:00Pengertian Hadits<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Para muhadditsin (ulama ahli hadits) berbeda pendapat di dalam mendefinisikan al-hadits. Hal itu kerana terpengaruh oleh terbatas dan luasnya objek peninjauan mereka masing-masing. Dari perbedaan sifat peninjauan mereka itu, lahirlah dua macam pengertian tentang hadits, yaitu pengertian yang terbatas di satu pihak dan pengertian yang luas di pihak lain. <br />
<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>Ta'rif (Definisi) Hadits yang Terbatas </b></span><br />
<br />
Musthalah hadits ialah satu ilmu untuk mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu hadits. Orang yang mula menyusunnya ialah Qadhi Abu Mahmud al-Ramahramzi [Tahun 360 Hijrah]. <br />
<br />
Hadits menurut bahasa, ialah <br />
<br />
Pertama: Yang baharu, <br />
<br />
Kedua: Perkhabaran, <br />
<br />
Ketiga: Yang dekat atau yang belum lama. <br />
<br />
Menurut istilah ahli hadits pula: ialah segala ucapan nabi, segala perbuatan dan segala keadaannya. Masuk ke dalam pengertian keadaannya, segala yang diriwayatkan dalam buku sejarah seperti hal keputraannya, tempatnya dan segala yang bertalian dengannya. Pengertian ini samalah dengan pengertian sunnah menurut istilah golongan ahli hadits. Tetapi pengertian ini berlainan dengan pengertian ahli usul. Dan sebab berlainan ini ialah kerana berlainan jurusan yang mereka lihat dan mereka tinjau. <br />
<br />
Ahli (ulama') hadits membahaskan peribadi rasul sebagai seorang yang dijadikan ikutan bagi umatnya. Kerana ini mereka pindahkan dan mereka terangkan segala yang bersangkutan dengan rasul, baik mengenai riwayat, perjalanannya, mengenai budi pekertinya, keutamaannya, keistimewaannya, tutur katanya, perbuatan-perbuatannya; sama ada yang dapat mewujudkan hukum atau tidak. <br />
<br />
Ulama' usul membahaskan rasul sebagai seorang pengatur undang-undang yang meletakkan atau menciptakan dasar-dasar ijtihad bagi para mujtahid sesudahnya, dan menerangkan kepada manusia perlembagaan hidup (dustur al-hayat) maka mereka pun memperhatikan segala tutur kata rasul, perbuatan-perbuatannya dan taqrirnya, yaitu pengakuan-pengakuannya bersangkutan dengan perkara penetapan hukum. <br />
<br />
Sementara itu ulama' fiqh membahaskan peribadi rasul sebagai seorang yang seluruh perbuatannya atau perkataannya atau menunjukkan kepada suatu hukum syara'. Mereka membahaskan hukum-hukum yang mengenai para mukallaf dan perbuatan mereka dari segi hukum wajib, haram, harus, makruh dan mandub (sunat). <br />
<br />
Dalam pengertian (definisi) yang terbatas, majoriti ahli hadits berpendapat sebagai berikut. "Al-hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, dan yang sebagainya." <br />
<br />
Definisi ini mengandungi empat macam unsur: perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat atau keadaan-keadaan Nabi Muhammad saw. yang lain, yang semuanya hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. saja, tidak termasuk hal-hal yang disandarkan kepada sahabat dan tidak pula kepada tabi'in. Pemberitaan tentang empat unsur tersebut yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. disebut berita yang marfu', yang disandarkan kepada para sahabat disebut berita mauquf, dan yang disandarkan kepada tabi'in disebut maqthu'. <br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><span style="color: #444444;"><b>1. Perkataan </b></span></span><br />
<br />
Yang dimaksud dengan perkataan Nabi Muhammad saw. ialah perkataan yang pernah beliau ucapkan dalam berbagai bidang: syariat, akidah, akhlak, pendidikan, dan sebagainya. Contoh perkataan beliau yang mengandungi hukum syariat seperti berikut. Nabi Muhammad saw. bersabda (yang ertinya), "Hanya amal-amal perbuatan itu dengan niat, dan hanya bagi setiap orang itu memperolehi apa yang ia niatkan ... (dan seterusnya)." Hukum yang terkandung dalam sabda Nabi tersebut ialah kewajiban niat dalam segala amal perbuatan untuk mendapatkan pengakuan sah dari syara'. <br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><span style="color: #444444;"><b>2. Perbuatan </b></span></span><br />
<br />
Perbuatan Nabi Muhammad saw. merupakan penjelasan praktis dari peraturan-peraturan yang belum jelas cara pelaksanaannya. Misalnya, cara cara bersalat dan cara menghadap kiblat dalam salat sunah di atas kenderaan yang sedang berjalan telah dipraktikkan oleh Nabi dengan perbuatannya di hadapan para sahabat. Perbuatan beliau tentang hal itu kita ketahui berdasarkan berita dari sahabat Jabir r.a., katanya, "Konon Rasulullah saw. bersalat di atas kenderaan (dengan menghadap kiblat) menurut kenderaan itu menghadap. Apabila beliau hendak salat fardu, beliau turun sebentar, terus menghadap kiblat." (HR Bukhari). <br />
<br />
Tetapi, tidak semua perbuatan Nabi saw. itu merupakan syariat yang harus dilaksanakan oleh semua umatnya. Ada perbuatan-perbuatan Nabi saw. yang hanya spesifik untuk dirinya, bukan untuk ditaati oleh umatnya. Hal itu kerana adanya suatu dalil yang menunjukkan bahawa perbuatan itu memang hanya spesifik untuk Nabi saw. Adapun perbuatan-perbuatan Nabi saw. yang hanya khusus untuk dirinya atau tidak termasuk syariat yang harus ditaati antara lain ialah sebagai berikut. <br />
<br />
a. Rasulullah saw. diperbolehkan menikahi perempuan lebih dari empat orang, dan menikahi perempuan tanpa mahar. Sebagai dalil adanya dispensasi menikahi perempuan tanpa mahar ialah firman Allah (yang ertinya) sebagai berikut. "... dan Kami halalkan seorang wanita mukminah menyerahkan dirinya kepada Nabi (untuk dinikahi tanpa mahar) bila Nabi menghendaki menikahinya, sebagai suatu kelonggaran untuk engkau (saja), bukan untuk kaum beriman umumnya." (Al-Ahzab: 50). <br />
<br />
b. Sebahagian tindakan Rasulullah saw. yang berdasarkan suatu kebijaksanaan semata-mata, yang bertalian dengan soal-soal keduniaan: perdagangan, pertanian, dan mengatur taktik perang. Misalnya, pada suatu hari Rasulullah saw. pernah kedatangan seorang sahabat yang tidak berhasil dalam penyerbukan putik kurma, lalu menanyakannya kepada beliau, maka Rasulullah menjawab bahawa "kamu adalah lebih tahu mengenai urusan keduniaan". Dan, pada waktu Perang Badar Rasulullah menempatkan divisi tentera di suatu tempat, yang kemudian ada seorang sahabat yang menanyakannya, apakah penempatan itu atas petunjuk dari Allah atau semata-mata pendapat dan siasat beliau. Rasulullah kemudian menjelaskannya bahawa tindakannya itu semata-mata menurut pendapat dan siasat beliau. Akhirnya, atas usul salah seorang sahabat, tempat tersebut dipindahkan ke tempat lain yang lebih strategik. <br />
<br />
c. Sebahagian perbuatan beliau peribadi sebagai manusia. Seperti, makan, minum, berpakaian, dan lain sebagainya. Tetapi, kalau perbuatan tersebut memberi suatu petunjuk tentang tata cara makan, minum, berpakaian, dan lain sebagainya, menurut pendapat yang lebih baik, sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ishaq dan kebanyakan para ahli hadits, hukumnya sunah. Misalnya, "Konon Nabi saw. mengenakan jubah (gamis) sampai di atas mata kaki." (HR Al-Hakim). <br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><span style="color: #444444;"><b>3. Taqrir </b></span></span><br />
<br />
Erti taqrir Nabi ialah keadaan beliau mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. Contohnya, dalam suatu jamuan makan, sahabat Khalid bin Walid menyajikan makanan daging biawak dan mempersilakan kepada Nabi untuk menikmatinya bersama para undangan. <br />
Rasulullah saw. menjawab, "Tidak (maaf). Berhubung binatang ini tidak terdapat di kampung kaumku, aku jijik padanya!" <br />
Kata Khalid: "Segera aku memotongnya dan memakannya, sedang Rasulullah saw. melihat kepadaku." (HR Bukhari dan Muslim). <br />
<br />
Contoh lain adalah diamnya Nabi terhadap perempuan yang keluar rumah, berjalan di jalanan pergi ke masjid, dan mendengarkan ceramah-ceramah yang memang diundang untuk kepentingan suatu pertemuan. <br />
<br />
Adapun yang termasuk taqrir qauliyah yaitu apabila seseorang sahabat berkata "aku berbuat demikian atau sahabat berbuat berbuat begitu" di hadapan Rasul, dan beliau tidak mencegahnya. Tetapi ada syaratnya, yaitu perkataan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang sahabat itu tidak mendapat sanggahan dan disandarkan sewaktu Rasulullah masih hidup dan orang yang melakukan itu orang yang taat kepada agama Islam. Sebab, diamnya Nabi terhadap apa yang dilakukan atau diucapkan oleh orang kafir atau munafik bukan bererti menyetujuinya. Memang sering nabi mendiamkan apa-apa yang diakukan oleh orang munafik lantaran beliau tahu bahawa banyak petunjuk yang tidak memberi manfaat kepadanya. <br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><span style="color: #444444;"><b>4. Sifat-Sifat, Keadaan-Keadaan, dan Himmah (Hasrat) Rasulullah </b></span></span><br />
<br />
Sifat-sifat beliau yang termasuk unsur al-hadits ialah sebagai berikut. <br />
a. Sifat-sifat beliau yang dilukiskan oleh para sahabat dan ahli tarikh (sejarah), seperti sifat-sifat dan bentuk jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas r.a. sebagai berikut. "Rasulullah itu adalah sebaik-baik manusia mengenai paras mukanya dan bentuk tubuhnya. Beliau bukan orang tinggi dan bukan pula orang pendek." (HR Bukhari dan Muslim). <br />
<br />
b. Silsilah-silsilah, nama-nama, dan tahun kelahiran yang telah ditetapkan oleh para sahabat dan ahli sejarah. Contoh mengenai tahun kelahiran beliau seperti apa yang dikatakan oleh Qais bin Mahramah r.a. "Aku dan Rasulullah saw. dilahirkan pada tahun gajah." (HR Tirmizi). <br />
<br />
c. Himmah (hasrat) beliau yang belum sempat direalisasi. Misalnya, hasrat beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. "Tatkala Rasulullah saw. berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk dipuasai, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata, 'Ya Rasulullah, bahawa hari ini adalah yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.' Sahut Rasulullah, 'Tahun yang akan datang, Insya Allah aku akan berpuasa tanggal sembilan'." (HR Muslim dan Abu Daud). <br />
<br />
Tetapi, Rasulullah tidak menjalankan puasa pada tahun depan kerana wafat. Menurut Imam Syafii dan rakan-rakannya, menjalankan himmah itu disunahkan, kerana ia termasuk salah satu bahagian sunah, yakni sunnah hammiyah. <br />
<br />
Ringkasnya, menurut ta'rif (definisi) yang terbatas yang dikemukakan oleh majoriti ahli hadits di atas, pengertian hadits itu hanya terbatas pada segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. saja, sedang segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, tabi'in, atau tabi'it tabi'in, tidak termasuk al-hadits. <br />
<br />
Dengan memperhatikan macam-macam unsur hadits dan mana yang harus didahulukan mengamalkannya, bila ada perlawanan antara unsur-unsur tersebut, majoriti ahli hadits membahagi hadits berturut-turut sebagai berikut. <br />
<br />
a. Sunnah qauliyah, <br />
b. Sunnah fi'liyah, <br />
c. Sunah taqririyah, dan <br />
d. Sunnah hammiyah. <br />
<br />
<span style="color: #444444;"><br />
</span> <span style="color: #444444;"><b>Pengertian Sunnah </b></span><br />
<br />
Sunnah menurut bahasa: ialah jalan yang dilalui sama ada terpuji atau tidak; juga suatu adat yang telah dibiasakan walaupun tidak baik. <br />
<br />
Rasul SAW bersabda: <br />
<br />
"Sungguh kamu akan mengikuti sunnah-sunnah (perjalanan-perjalanan) orang yang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga sekiranya mereka memasuki lubang dab (serupa binatang biawak) nescaya kamu memasukinya juga." (Hadith riwayat Muslim) <br />
<br />
"Barangsiapa menjalani suatu sunnah (perjalanan) yang baik, maka baginya pahala sunnah itu dan pahala yang mengerjakan dengannya hingga hari qiamat, dan barangsiapa mengadakan suatu sunnah (perjalanan) yang jahat (buruk) maka atasnya dosanya dan dosa orang yang mengerjakan dengannya hingga hari qiamat." (Hadith riwayat Bukhari & Muslim) <br />
<br />
Jelaslah bahawa menurut hadits tersebut, perkataan sunnah itu diertikan dengan perjalanan, sama ada baik atau pun yang jahat, sebagaimana yang dimaksudkan oleh bahasa. <br />
<br />
Sunnah menurut istilah ahli hadits: ialah segala yang dipindahkan dari nabi sallallahu 'alayhi wa sallam baik yang merupakan perkataan, perbuatan, mahupun yang merupakan taqrir, sebelum nabi dibangkitkan menjadi rasul, mahupun sesudahnya. Kebanyakan ahli hadits menetapkan bahawa pengertian yang demikian sama dengan pengertian hadits. <br />
<br />
Sunnah menurut pengertian dan istilah ahli usul: ialah segala yang dipindahkan dari nabi sallallahu 'alayhi wa sallam sama ada perkataannya dan perbuatannya, mahupun taqrirnya yang bersangkutan dengan hukum. Inilah pengertian yang dimaksudkan oleh sabdanya ini: <br />
<br />
"Sesungguhnya aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara tidak akan kamu sesat selama kamu berpegang dengan keduanya: yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya". (Hadith riwayat Malik) <br />
<br />
1. Contoh sunnah (hadits) perkataan(qauliyyah) ialah: <br />
<br />
"Segala 'amal itu dengan niat." [Riwayat Bukhari, Muslim dan sekelian <br />
ulama' hadits] <br />
<br />
2. Contoh sunnah (hadits) perbuatan (fi'iliyyah) ialah: <br />
<br />
"Bersembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku bersembahyang." [Riwayat Bukhari dan Muslim] <br />
<br />
3. Contoh hadits (sunnah) taqrir. Taqrir ialah: <br />
<br />
(a) Nabi SAW membenarkan apa yang diperbuat oleh seorang sahabat dengan tidak mencegah atau menyalahkan serta menunjukkan keredaannya; <br />
(B) menerangkan kebagusan yang diperbuat itu serta dikuatkan pula. <br />
<br />
Contoh yang pertama ialah sebagaimana Nabi saw membenarkan ijtihad para sahabat mengenai urusan sembahyang 'Asar di Bani Quraizah dengan sabdanya: <br />
<br />
"Jangan bersembahyang seorang kamu melainkan di Bani Quraizah." [Riwayat Bukhari] <br />
<br />
Sebahagian sahabat memahamkan perkataan itu menurut hakikat larangannya lalu menta'khirkan sembahyang 'Asar itu sampai selepas Maghrib. Dan ada sebahagian yang lain tidak memahamkan demikian, mereka memahamkan bahawa yang dimaksudkan nabi bercepat-cepat pergi ke Bani Quraizah. Kerana itu mereka mengerjakan sembahyang 'Asar pada waktunya, sebelum tiba ke Bani Quraizah. <br />
<br />
Kedua-dua perbuatan sahabat yang berlainan oleh berlainan ijtihad sampai kepada Nabi saw beritanya, dan Nabi saw tinggal berdiam diri tidak membantah apa-apa. <br />
<br />
Contoh yang kedua sebagaimana yang diriwayatkan bahawa Khalid bin Walid pernah memakan dab (serupa binatang biawak) kemudian dikemukakan orang kepada Nabi saw. Nabi saw sendiri enggan memakannya, maka bertanya sebahagian sahabat: <br />
<br />
"Adakah diharamkan makannya ya Rasulullah? Lalu ia bersabda: Tidak! cuma binatang itu tidak ada di negeri kaumku, kerana itu aku tidak gemar kepadanya." <br />
<br />
Selanjutnya pernah juga dinamakan sunnah itu suatu yang ditunjuki oleh dalil syara', baik berdasarkan dalil Qur'an atau pun berdasarkan hadits, mahu pun berdasarkan ijtihad para sahabat, seperti mengumpulkan mashaf(Qur'an) dan menyuruh manusia membaca menurut suhuf 'Uthman, dan seperti membukukan ilmu (menyusun dan mengarangnya). <br />
<br />
Lawan dari sunnah ini ialah bid'ah, inilah yang dimaksudkan oleh hadits: <br />
<br />
"Berpeganglah kamu sungguh-sungguh dengan sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat pertunjuk sesudahku." [Abu Daud & Tarmizi] <br />
<br />
Sementara itu ulama' fiqh berpendapat, bahawa suatu yang diterima dari Nabi saw dengan tidak difardukan dan tidak diwajibkan dinamakan sunnah. Imbangannya ialah wajib, haram, makruh dan mubah. Lawannya ialah bid'ah; talak yang dijatuhkan dalam haid menurut mereka dinamakan: talak bid'ah. <br />
<br />
Ulama' Syafi'e mengatakan bahawa sunnah itu: ialah suatu yang dipahalai orang yang mengerjakannya, tidak disiksai orang yang meninggalkannya. <br />
<br />
Menurut ulama' mazhab Hanafi, sunnah itu: ialah suatu yang disunnahkan Nabi saw atau para khalifah serta dikekalkan mengerjakannya, seperti azan dan berjama'ah. <br />
<br />
<br />
<br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;">
<i><span class="gensmall" style="font-size: x-small;"><span class="postbody">Sumber: 1- Diadaptasi dari Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Drs. Fatchur Rahman</span></span></i></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;">
<i><span class="postbody" style="font-size: x-small;"> 2- Bicaramuslim.com</span></i></div>
<br /></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-66934264765963322602016-02-15T03:13:00.000-08:002016-02-15T03:13:21.983-08:00Cara Membasmi Cacing Dalam Perut Manusia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Infeksi cacing usus atau biasa disebut dengan cacingan umumnya banyak terjadi pada anak-anak, karena mereka tidak terlalu memperhatikan kebersihan. Namun cacingan juga dapat menyerang orang dewasa. Ada beberapa macam cacingan tergantung dari jenis cacing yang menginfeksinya, yang paling sering ditemui di dalam usus manusia yaitu cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk, cacing pita, dan cacing tambang. Cacing–cacing tersebut masuk ke dalam perut/usus melalui mulut,<br />
<br />
Cacing dapat masuk ke dalam tubuh (usus) karena kurangnya menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, pembuangan feses (kotoran manusia) di sembarang tempat, atau lalat yang hinggap di makanan. Cacing-cacing tersebut bertelur di usus dan cacing yang sudah matang dikeluarkan bersama dengan feses. Walaupun cacingan sepertinya merupakan penyakit ringan, namun cacing atau larvanya dapat menyebar dan menginfeksi organ lainnya sehingga menimbulkan gangguan penyakit yang lebih berat.<br />
Berikut ini beberapa jenis infeksi cacing pada manusia.<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>1.Infeksi Cacing Kremi (Oxyuriasis)</b></span><br />
Disebabkan oleh cacing kremi (Oxyuris vermicularis) atau disebut juga cacing kerawit, yaitu cacing kecil halus seperti benang, berwarna putih dengan panjang kira-kira 3-5 mm pada cacing jantan dan yang betina sekitar 8-13 mm. Infeksi cacing ini biasa ditemukan di daerah tropis dan sedang dengan sanitasi yang kotor, terjadi pada anak-anak yang berumur sekitar 5-14 tahun terutama dengan kebiasaan memasukan tangan ke dalam mulut. Jenis cacing ini akan memakan isi usus, cacing betina pindah dan bertelur di usus sebelah bawah (sekitar anus). Telur–telurnya akan merayap keluar menuju dubur sehingga menimbulkan rasa gatal. Bila digaruk dengan tangan akan menempel di ujung kuku dan dapat masuk ke dalam mulut ketika memasukan makanan. Gatal terutama pada malam hari sehingga mengganggu tidur, juga menyebabkan iristasi kulit, pada anak perempuan kadang terjadi radang vagina.<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>2.Infeksi cacing Gelang (Ascariasis)</b></span><br />
Penyakit cacingan yang disebabkan oleh infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang hidup dalam usus halus manusia. Cacing ini tergolong jenis cacing besar, berukuran sekitar 20-30 cm, berwarna merah dadu dan putih. Telur-telur cacing gelang keluar dari tubuh manusia bersama dengan kotoran (feses). Cacing gelang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi feses manusia, misalnya melalui lalat yang menghinggapi makanan atau sayur yang terkontaminasi telur cacing gelang yang tidak dicuci dengan bersih.<br />
Gejala atau tanda terinfeksi cacing gelang yaitu perut terasa tidak enak, lesu, tidak napsu makan, muka pucat, mual, badan kurus, dan perut buncit. Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah, cacing tampak keluar dalam feses. Larva cacing gelang dapat masuk melalui pembuluh darah atau limfe, bila menyerang paru-paru dapat menyebabkan radang paru dan batuk. Sedangkan cacing gelang yang dewasa dapat bermigrasi ke usus buntu hingga menyebabkan radang usus.<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>3.Infeksi Cacing Pita (Taeniasis)</b></span><br />
Cacing pita (Taenia sp.) bentuknya panjang pipih menyerupai pita, kepalanya kecil dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing pita mempunyai banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan pengkonsumsian daging (terutama sapi dan babi) yang mengandung cacing pita dan memasaknya kurang matang.<br />
Gejala atau tanda terinfeksi cacing pita antara lain : perut terasa mulas dan mual, kadang perih dan tajam menusuk-nusuk tetapi akan hilang sesudah makan. Selain itu muka pucat, pusing, kurang nafsu makan, dan feses berlendir.<br />
Pencegahan<br />
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi cacing usus, antara lain :<br />
- jagalah kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik<br />
- mencuci tangan dengan bersih terutama sebelum makan dan setelah buang air besar,<br />
- menggunting kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku<br />
- cuci sayur dengan bersih dan masak daging hingga benar-benar matang<br />
- sediakan fasilitas jamban yang memadai, jangan buang air besar sembarangan<br />
- sebaiknya anak-anak diberi obat cacing setiap 6 bulan sekali<br />
Herba untuk memberantas Cacingan<br />
Selain dengan obat modern, cacingan juga dapat dilawan dengan obat alami dari herba/tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai anthelminthik (anti-cacing), antara lain adalah biji pinang (Areca catechu), biji wudani (Quisqualis indica), kulit dan akar delima (Punica granatum), biji labu kuning (Cucurbita moschata), temu giring (Curcuma heyneana), biji dan akar pepaya (Carica papaya), bawang putih (Alium sativum), ketepeng (Cassia alata), mindi kecil (Melia azedarach). Secara empiris (pengalaman) berbagai tumbuhan obat tersebut efektif mengatasi cacingan, diantaranya juga telah dilakukan penelitian dan terbukti mengandung senyawa aktif yang berkhasiat anthelminthik.<br />
Pada biji pinang mengandung arekolin yaitu salah satu alkaloid yang berfungsi sebagai obat cacing. Kulit buah dan akar delima mengandung alkaloid dan tanin yang berkhasiat anthelminthik terutama pada cacing gelang dan cacing pita. Senyawa potassium quisqualata yang terkandung pada buah wudani dapat membunuh cacing usus. Komponen aktif lainnya yang berkhasiat anthelminthik adalah glukosida cacirin yang terkandung dalam buah pepaya, cucurbitin pada biji labu kuning, diallil disulfida pada bawang putih, serta toosendanin yang terkandung pada kulit batang dn kulit akar mindi.<br />
<br />
Berikut beberapa contoh resep herbal untuk mengatasi cacingan.<br />
<span style="color: #666666;"><b>Resep 1</b>.</span><br />
15 gram biji pinang kering di tumbuk + 60 gram biji labu kuning yang kering ditumbuk + 15 gram kulit delima kering. Semua bahan direbus dengan 600 cc air (dengan api kecil) hingga tersisa 200 cc, disaring, setelah dingin airnya diminum. (untuk semua jenis cacing).<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Resep 2.</b></span><br />
Biji wudani disangrai sampai matang, lalu dimakan dengan dikunyah ½ jam sebelum makan. Anak kecil 3-15 biji sehari, dewasa 15-30 biji sehari, dibagi untuk 3 kali makan. Lakukan berturut-turut selama 15 hari (satu keur). Setelah satu bulan dimakan satu keur lagi. (untuk cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk).<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Resep 3.</b></span><br />
20 gram temu giring segar + 15 gram temu hitam segar + 2 siung bawang putih, dicuci dan didihaluskan atau diblender dengan menambahkan 100 cc air hangat, disaring, diminum pada pagi hari setengah jam sebelum makan. (untuk cacing kremi dan cacing gelang)<br />
Catatan : pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur. untuk perebusan gunakan panci enamel, peruk tanah, panci kaca/pyrex.<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><span style="font-size: x-small;"><i>Sumber: http://www.i-tbi.org/2012/05/cara-membasmi-cacing-yang-ada-di-dalam.html </i></span></span></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-22830147125993418642016-02-09T15:17:00.000-08:002016-02-09T15:34:04.213-08:00Bacaan Mukadimah Ceramah atau Pidato Islami<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut beberapa contoh Bacaan mukadimah ceramah atau pidato islami:<br />
<br />
<div dir="rtl" style="text-align: right;">
<h8>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ<br />
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛</h8></div>
<i>"Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam bagi nya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah."</i><br />
<br />
<br />
<div dir="rtl" style="text-align: right;">
<h8>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛</h8></div>
<i>"Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat"</i><br />
<br />
<br />
<div dir="rtl" style="text-align: right;">
<h8>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛</h8></div>
<i>"Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi, mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan llah Swt.Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjunan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik."</i><br />
<br />
<br />
<div dir="rtl" style="text-align: right;">
<h8>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ<br />
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ</h8></div>
<i>"Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw berserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya"</i><br />
<br />
<br />
<div dir="rtl" style="text-align: right;">
<h8>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ<br />
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ</h8></div>
<i>"Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya"</i></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-713946787549547402016-02-07T14:50:00.001-08:002016-02-07T19:44:16.989-08:00Kewajiban Bertaubat dan Urgensinya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Taubat dari dosa yang dilakukan oleh seorang mu'min --dan saat itu ia sedang berusaha menuju kepada Allah SWT -- adalah kewajiban agama. Diperintahkah oleh Al Quran, didorong oleh sunnah, serta disepakati kewajibannnya oleh seluruh ulama, baik ulama zhahir maupun ulama bathin. Atau ulama fiqh dan ulama suluk. Hingga Sahl bin Abdullah berkata: Barangsiapa yang berkata bahwa taubat adalah tidak wajib maka ia telah kafir, dan barangsiapa yang menyetujui perkataan seperti itu maka ia juga kafir. Dan ia berkata: "Tidak ada yang lebih wajib bagi makhluk dari melakukan taubat, dan tidak ada hukuman yang lebih berat atas manusia selain ketidak tahuannya akan ilmu taubat, dan tidak menguasai ilmu taubat itu (Di sebutkan oleh Abu Thalib Al Makki dalam kitabnya Qutul Qulub, juz 1 hal. 179).</div><br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>Taubat dalam Al Quran</b></span><br />
<br />
Al Quran memberi perhatian yang besar terhadap taubat dalam banyak ayat-ayat yang tersebar dalam surah-surah Makkiah atau Madaniah. Kita akan membaca ayat-ayat itu nantinya, insya Allah.<br />
<br />
<i>"Bertaubatlah kepada Allah SWT dengan Taubat yang semurni-murninya"</i>.<br />
<br />
Di antara perintah yang paling tegas untuk melaksanakan taubat dalam Al Quran adalah firman Allah SWT:<br />
<i>"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" </i><b><span style="color: #605635;">(QS. At Tahrim: 8).</span></b><br />
<br />
Ini adalah perintah yang lain dari Allah SWT dalam Al Quran kepada manusia untuk melakukan taubat dengan taubat nasuha: yaitu taubat yang bersih dan benar. Perintah Allah SWT dalam Al Quran itu menunjukkan wajibnya pekerjaan ini, selama tidak ada petunjuk lain yang mengindikasikan pengertian selain itu. Sementara dalam ayat itu tidak ada petunjuk yang lain itu. Oleh karena itu, hendaknya seluruh kaum mu'min berusaha untuk menggapai dua hal atau dua tujuan yang pokok ini. Yaitu:<br />
<ol><li> Menghapuskan dosa-dosa <br />
</li>
<li> Masuk ke dalam surga. <br />
</li>
</ol>Seluruh individu muslim amat membutuhkan dua hal ini:<br />
<br />
<u><b><span style="color: #605635;">Pertama:</span></b></u> agar kesalahannya dihapuskan, dan dosa-dosanya diampunkan. Karena manusia, disebabkan sifat kemanusiaannya, tidak mungkin terbebas dari kesalahan dan dosa-dosa. Itu bermula dari kenyatan elemen pembentukan manusia tersusun dari unsur tanah yang berasal dari bumi, dan unsur ruh yang berasal dari langit. Salah satunya menarik ke bawah sementara bagian lainnya mengajak ke atas. Yang pertama dapat menenggelamkan manusia pada perangai binatang atau lebih buruk lagi, sementara yang lain dapat mengantarkan manusia ke barisan para malaikat atau lebih tinggi lagi.<br />
<br />
Oleh karena itu, manusia dapat melakukan kesalahan dan membuat dosa. Dengan kenyataan itu ia membutuhkan taubat yang utuh, sehingga ia dapat menghapus kesalahan yang diperbuatnya.<br />
<br />
<u><span style="color: #444444;"><b><span style="color: #605635;">Kedua:</span></b></span> </u>agar ia dapat masuk surga. Siapa yang tidak mau masuk surga? Pemikiran yang paling berat menghantui manusia adalah: akan masuk kemana ia nantinya di akhirat. Ini adalah masalah ujung perjalanan manusia yang paling penting: apakah ia akan selamat di akhirat atau binasa? Apakah ia akan menang dan bahagia ataukah ia akan mengalami kebinasaaan dan penderitaan? Keberhasilan, kemenangan dan kebahagiaan adalah terdapat dalam surga. Sedangkan kebinasaan, kekecewaan serta penderitaan terdapat dalam neraka:<br />
<br />
<i>"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan"</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Ali Imran: 185.).</span></b><br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Bertaubatlah Kalian Semua Kepada Allah SWT, Wahai Orang-2 yg Beriman</b></span><br />
<br />
Di antara ayat Al Quran yang berbicara tentang taubat adalah firman Allah:<br />
<br />
<i>"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung"</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. An-Nur: 31).</span></b><br />
<br />
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada seluruh kaum mu'minin untuk bertaubat kepada Allah SWT, dan tidak mengecualikan seorangpun dari mereka. Meskipun orang itu telah demikian taat menjalankan syari'ah, dan telah menanjak dalam barisan kaum muttaqin, namun tetap ia memerlukan taubat. Di antara kaum mu'minin ada yang bertaubat dari dosa-dosa besar, jika ia telah melakukan dosa besar itu. Karena ia memang bukan orang yang ma'shum (terjaga dari dosa). Di antara mereka ada yang bertaubat dari dosa-dosa kecil, dan sedikit sekali orang yang selamat dari dosa-dosa macam ini. Dari mereka ada yang bertaubat dari melakukan yang syubhat. Dan orang yang menjauhi syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan nama baiknya. Dan diantara mereka ada yang bertaubat dari tindakan-tindakan yang dimakruhkan. Dan di antara mereka malah ada orang yang melakukan taubat dari kelalaian yang terjadi dalam hati mereka. Dan dari mereka ada yang bertaubat karena mereka berdiam diri pada maqam yang rendah dan tidak berusaha untuk mencapai maqam yang lebih tinggi lagi.<br />
<br />
Taubat orang awam tidak sama dengan taubat kalangan khawas, juga tidak sama dengan taubat kalangan khawas yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu ada yang mengatakan: "Kebaikan kalangan abrar adalah kesalahan orang-orang kalangan muqarrabin!" Namun, dalam ayat itu, semua mereka diperintahkan untuk melakukan taubat, agar mereka selamat.<br />
<br />
Pengarang kitab Al Qamus memberikan komentar atas ayat ini dalam kitabnya (Al Bashair): Ayat ini terdapat dalam kelompok surah Madaniyyahh . Allah tujukan kepada kaum yang beriman dan kepada makhluk-makhluk-Nya yang baik, agar mereka bertaubat kepada-Nya, setelah mereka beriman, sabar, hijrah dan berjihad. Kemudian mengaitkan keberuntungan dengan taubat "agar kalian beruntung". Yaitu mengaitkan antara sebab dengan yang disebabkan. Dan menggunakan dengan 'adat' "la'alla" untuk memberikan pengertian pengharapan. Yaitu jika kalian bertaubat maka kalian diharapkan akan mendapatkan keberuntungan, dan hanya orang yang bertaubat yang berhak mengharapkan keberuntungan itu.<br />
<br />
Sebagian ulama suluk berkata: Taubat adalah wajib bagi seluruh manusia, hingga bagi para nabi dan wali-wali sekalipun. Dan janganlah engkau duga bahwa taubat hanya khusus untuk Adam a.s. saja. Allah SWT befirman:<br />
<br />
<i>"Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia, kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dam memberinya petunjuk"</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Thahaa: 121-122).</span></b><br />
<br />
Namun ia adalah hukum yang azali dan tertulis bagi umat manusia sehingga tidak mungkin dapat diterima sebaliknya. Selama sunnah-sunnah (ketentuan) Ilahi belum tergantikan. Maka kembali --yaitu dengan bertaubat-- kepada Allah SWT bagi setiap manusia adalah amat urgen, baik ia seorang Nabi atau orang yang berperangai seperti babi, juga bagi wali atau si pencuri. Abu Tamam berkata:<br />
<br />
"Jangan engkau sangka hanya Hindun yang berhianat, itu adalah dorongan peribadi dan setiap orang dapat berlaku seperti Hindun!<br />
<br />
Perkataan itu didukung oleh hadits:<br />
<br />
<i>"Seluruh kalian adalah pembuat salah dan dosa, dan orang yang berdosa yang paling baik adalah mereka yang sering bertaubat". Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya dari Anas. Juga taubat itu adalah wajib bagi seluruh manusia. Ia wajib dalam seluruh kondisi dan secara terus menerus. Pengertian itu dipetik dari dalil yang umum, Allah SWT berfirman: "</i> dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah". Karena manusia tidak mungkin terbebaskan dari dosa yang diperbuat oleh anggota tubuhnya. Hingga para nabi dan orang-orang yang saleh sekalipun. Dalam Al Quran dan hadits disebutkan tentang dosa-dosa mereka, serta taubat dan tangisan sesal mereka.<br />
<br />
Jika suatu saat orang terbebas dari maksiat yang dilakukan oleh tubuhnya, maka ia tidak dapat terlepas dari keinginan berbuat maksiat dalam hatinya. Dan jikapun tidak ada keinginan itu, dapat pula ia merasakan was-was yang ditiupkan oleh syaitan sehingga ia lupa dari dzikir kepada Allah SWT. Dan jika tidak, dapat pula ia mengalami kelalaian dan kurang dalam mencapai ilmu tentang Allah SWT, sifat-sifat-Nya serta perbuatan-perbuatan-Nya. Semua itu adalah kekurangan dan masing-masing mempunyai sebabnya. Dan membiarkan sebab-sebab itu dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang berlawanan berarti mengembalikan diri ke tingkatannya yang rendah. Dan manusia berbeda-beda dalam kadar kekurangannya, bukan dalam kondisi asal mereka (Lihat: Syarh Ainul Ilmi wa Zainul Hilm, juz 1 hal. 175. Kitab ini adalah mukhtasar (ringkasan) kitab Ihya Ulumuddin).<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Orang yang tidak Bertaubat adalah Orang yang Zhalim </b></span><br />
<br />
Allah SWT berfirman:<br />
<br />
<i>"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita -wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain (karena) boleh Jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk pangggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS .Al Hujurat: 11)</span></b><br />
<br />
Setelah Allah SWT melarang kaum mu'minin untuk mencela seorang muslim --baik ia laki-laki atau perempuan-- serta mengejeknya dengan ucapan yang menyakitkan atau membuatnya susah; dan al-Quran menganggap orang yang mengejek sesama muslim sebagai orang yang mengejek dirinya sendiri, karena kaum muslimin adalah seperti satu tubuh; Al-Quran juga melarang untuk saling panggil memanggil dengan panggilan yang buruk yang tidak disenangi orang. Perbuatan itu semua akan memindahkan manusia dari derajat keimanan ke derajat kefasikan. Dari seorang mu'min menjadi seorang fasik, dan nama yang paling buruk setelah keimanan adalah kefasikan itu.<br />
<br />
Kemudian Allah SWT berfirman:<br />
<i><br />
</i> <i>"Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim"</i>.<br />
Ini adalah dalil akan kewajiban bertaubat. Karena jika ia tidak bertaubat maka ia akan menjadi orang-orang zhalim. Dan orang-orang yang zhalim tidak akan beruntung. <br />
<i>"Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Yusuf: 23)</span></b><br />
<br />
Juga tidak dicintai Allah SWT:<br />
<br />
<i>"Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim."</i><b><span style="color: #605635;">( QS. Ali 'Imran: 57).</span></b><br />
<br />
<br />
Serta mereka tidak mendapatkan petunjuk dari Allah SWT:<br />
<br />
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." <b><span style="color: #605635;">(QS. Al Maidah: 51).</span></b><br />
<br />
Dan mereka juga tidak selamat dari api neraka:<br />
<br />
<i>"Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Maryam: 71-72.).</span></b><br />
<br />
Ayat-ayat yang lain:<br />
<br />
Di antara ayata-yat Al Quran yang mengajak kepada taubat dan menganjurkannya, serta menjelaskan keutamaannya dan buahnya adalah firman Allah SWT:<br />
<br />
<i>"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Al Baqarah: 222).</span></b><br />
<br />
<span style="color: #666666;"><br />
</span> <span style="color: #666666;"><b>Mengajak Kaum Musyrikin dan Kaum Kafir untuk Bertaubat</b></span><br />
<br />
Di antara ayat-ayat Al Quran ada yang mengajak kaum musyrikin untuk bertaubat, serta membukan pintu bagi mereka untuk bergabung dalam masyarakat muslim, serta menjadi saudara seiman mereka. Seperti firman Allah SWT dalam surah at-Taubah setelah memerintahkan untuk memerangi kaum musyrikin yang melanggar perjanjian damai:<br />
<br />
<i>"Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. at-Taubah: 5). </span></b><br />
<br />
<i>"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. At-Taubah: 11)</span></b><br />
<br />
Al Quran juga mengajak orang-orang Kristen untuk bertaubat dari perkataan mereka tentang ketuhanan al Masih atau ia sebagai satu dari tiga oknum tuhan! Sedangkan ia sebetulnya hanyalah seorang hamba Allah. Dan baginya telah terjadi apa yang terjadi bagi manusia biasa. Serta Al Quran mengajak untuk menyembah Allah SWT saja.<br />
<br />
Allah SWT berfirman:<br />
<br />
<i>"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah ialah al Masih putera Maryam', padahal al-Masih (sendiri) berkata: 'Hai bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu' Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: 'bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Al Maidah: 72-74 ).</span></b><br />
<br />
Bahkan Allah SWT Yang Maha Pemurah juga membuka pintu taubat bagi orang-orang kafir yang telah demikian keji menyiksa kaum mu'mimin dan mu' minat, serta telah melemparkan kaum mu'minin itu ke dalam api yang panas:<br />
<i><br />
</i> <i>"Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. al Buruj: 5-7.)</span></b><br />
<br />
Allah SWT berfirman setelah menyebutkan kisah mereka itu, bahwa mereka membenci kaum mu'minin itu semata karena kaum mu'minin beriman kepada Allah SWT semata.<br />
<br />
Allah SWT befirman:<br />
<br />
<i>"Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. al Buruuj: 10).</span></b><br />
<br />
Hasan al Bashri mengomentari ayat ini: <i> "lihatlah kedermawanan dan kemurahan Allah SWT ini: mereka membunuh para wali-Nya, dan Dia kemudian mengajak mereka itu untuk bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya!."</i><br />
<br />
Hingga kemurtadan --yaitu orang yang kafir setelah iman- taubat mereka masih dapat diterima. Allah SWT berfirman:<br />
<br />
<i>"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjukki orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah: Bahwasanya la'nat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."</i> <b><span style="color: #605635;">(QS. Ali Imran: 86-89.)</span></b></div>Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-37744002494964309512016-02-04T03:49:00.002-08:002016-02-04T03:49:42.724-08:00Sejarah Tenggelamnya Kapal Titanic (1912)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
RMS Titanic (juga SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff, Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin.<br /><br />Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.<br /><br />Kapal Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic, Olympic dan yang akan dibuat Britannic (pada awalnya dinamakan Gigantic, bertujuan menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat. Pembuatan RMS Titanic, dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P. Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret tahun berikutnya. Titanic sepanjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Walaupun ia meliputi banyak ruang dan dengan berat mati yang besar itu, kapal Titanic sama panjangnya dengan kapal Olympic. Titanic dilengkapi dua mesin dengan empat silinder, tiga baling-baling, dan satu turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan tiga baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya tiga dari empat cerobong kapal setinggi 19 meter (63 kaki) yang berfungsi; cerobong yang keempat digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal, karena ia juga mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS (Royal Mail Ship) dan juga sebagai kapal uap – SS (Steam Ship).<br /><br />Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olahraga, pemandian Turki, perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia menawarkan tiga lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, satu lift bagi penumpang kelas dua.<br /><br />Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang “hampir tidak mungkin tenggelam.” Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau dua ruang tengah dipenuhi air atau empat bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.<br /><br />Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.<br /><br />Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.<br /><br />Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret “Molly” Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.<br /><br />ada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith, mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic, tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal.<br /><br />Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, “Gunung es, tepat di depan!” Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan.<br /><br />Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.<br /><br />Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.<br /><br />Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk Mount Temple, Frankfurt dan kapal saudara kembar Titanic, Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS Carpathia milik Cunard Line yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang Titanic karena kapalnya sudah keburu tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland.<br /><br />Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya.<br /><br />“Wanita dan anak-anak dahulu” diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.<br /><br />Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dangan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.<br /><br />Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.<br /><br />Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.<br /><br />Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April.<br /><br />Saat santunan jiwa diberikan, White Star Line menyewa kapal MacKay-Bennett untuk mengevakuasi jenazah. Sejumlah 338 jenazah akhirnya ditemukan. Kebanyakan jenazah dievakuasi ke Halifax, Nova Scotia, sedangkan jenazah yang tidak dikenal dikebumikan di Pemakaman Fairview.<br /><br />Saat berita mengenai malapetaka tersebut tersebar, banyak orang yang terkejut bahwa Titanic telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi walaupun dilengkapi dengan teknologi yang maju. Surat kabar dipenuhi berita dan gambaran mengenai malapetaka tersebut dan semuanya tidak henti-hentinya untuk mendapatkan berita terkini. Banyak kotak amal dibuat untuk membantu korban dan keluarga mereka, banyak yang kehilangan orang yang merupakan tulang punggung keluarga, atau dalam kasus penumpang kelas tiga, semua barang yang mereka miliki tenggelam.<br /><br />Tenggelamnya kapal itu memberi dampak yang mendalam kepada penduduk Southampton. Menurut Hampshire Chronicle pada 20 April 1912, hampir 1.000 keluarga setempat terkena dampaknya secara langsung. Hampir setiap jalan di daerah Chapel kota tersebut kehilangan lebih dari satu penduduk dan hampir 500 rumah kehilangan keluarga.<br /><br />Sebelum korban yang terselamatkan sampai ke New York, pemeriksaan telah dibuat untuk mengetahui apa yang terjadi atas Titanic, dan apa yang dapat dilakukan untuk menghindari terulangnya peristiwa itu. Senat Amerika Serikat memulai pemeriksaan mengenai musibah Titanic pada 19 April, sehari selepas Carpathia tiba di New York dengan yang selamat. Ketua Penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian penumpang dan awak kapal saat masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga memerlukan panggilan tertulis warganegara Inggris untuk pengadilan pada waktu mereka masih berada di negara Amerika. Pemeriksaan Amerika berlangsung sampai tanggal 25 Mei Lord Mersey dilantik untuk mengetuai penyelidikan Dewan Perdagangan Inggris mengenai musibah tersebut. Pemeriksaan Inggris berlangsung antara 2 Mei dan 3 Juli. Setiap pemeriksaan mengambil pendapat dari kedua penumpang maupun ABK Titanic, dan ABK Californian dan pakar lain.<br /><br />Para penyelidik mendapati kebanyakan peraturan keselamatan ketinggalan zaman dan dengan itu pelbagai langkah keselamatan baru diberlakukan. Kedua pemeriksaan mengenai musibah tersebut mendapati kapten dan kapal Californian gagal memberikan bantuan sewajarnya kepada Titanic. Pemeriksaan tersebut mendapati bahwa Californian lebih dekat dengan Titanic berjarak 31 km (19,5 mil) yang disayangkan oleh Kapten Lord dan bahwa Lord seharusnya membangunkan operator nirkabel setelah tembakan suar dilaporkan kepadanya. Dikarenakan operator nirkabel Californian tidak bertugas, 29 negara mengesahkan Akta Radio 1912, yang menyamakan komunikasi radio, terutama dalam keadaan bahaya.<br /><br />Musibah tersebut turut mendorong International Convention for the Safety of Life at Sea di London, Inggris, pada 12 November 1913. Pada 20 Januari 1915, persetujuan ditandatangani oleh organisasi tersebut dan menghasilkan pendirian dan pembiayaan Patroli Es Internasional, agensi Pegawai Pesisir Amerika Serikat yang sampai hari ini memantau dan melaporkan lokasi gunung es terapung Lautan Atlantik yang dapat menjadi ancaman bagi jalur laut trans-Atlantik. Disetujui juga dalam peraturan baru bahwa semua kapal penumpang perlu mempunyai perahu penyelamat yang mencukupi bagi semua penumpang di atas kapal, dan latihan keselamatan yang sesuai dilakukan, dan semua komunikasi radio dikendalikan 24 jam sehari bersama pusat kendali kedua, agar tidak terlewatkan panggilan darurat. Sebagai tambahan, disetujui bahwa tembakan suar berwarna merah dari kapal haruslah dianggap sebagai tanda darurat dan bahaya.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-81941140063679399622016-02-03T15:42:00.000-08:002016-02-09T15:34:04.232-08:00Do'a Setelah Adzan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut do'a setelah Adzan dalam text arab, latin dan terjemahanya:<br />
<br />
<h8>اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا نِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ، إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ</h8><br />
ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATTI TAAMMAH WASH-SHALAATIL QAA'IMAH. AATI MUHAMMADAN NIL WASIILATA WAL-FADHIILAH. WAS SYARAFA WAD-DARAJATAL 'AALIYATAR RAFII'A WAB'ATSHUL MAQAAMAL MAHMUUDAL LADZI WA'ADTAHU INNAKA LAA TUKHLIFUL MII'AAD<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>Artinya</b> :</span><br />
"<i>Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan, Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. [Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji]</i>."</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-71475632785300271072016-02-02T03:13:00.001-08:002016-02-02T03:13:24.381-08:00Surat Al Kaafiruun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut Surat Al Kaafiruun dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya:<br />
<br />
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai <i>Al Kaafiruun</i> (orang-orang kafir), diambil dari perkataan <i>Al Kaafiruun</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini.<br />
<br />
Pokok-pokok isinya:<br />
Pernyataan Tuhan yang disembah Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad s.a.w. tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<h8>بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم</h8><br />
bismi llaahi rrahmaani rrahiim<br />
"<i>Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.</i>"<br />
<br />
<h8>قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ</h8><br />
qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna<br />
1. "<i>Katakanlah: "Hai orang-orang kafir</i>,"<br />
<br />
<h8>لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُون</h8><br />
laa a'budu maa ta'buduuna<br />
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.<br />
<br />
<h8>وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ</h8><br />
walaa antum 'aabiduuna maa a'budu<br />
3. "Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah."<br />
<br />
<h8>وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ</h8><br />
walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum<br />
4. "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"<br />
<br />
<h8>وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ</h8><br />
walaa antum 'aabiduuna maa a'budu<br />
5. "dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah."<br />
<br />
<h8>لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ</h8><br />
lakum diinukum waliya diini.<br />
6. "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." </div>
<br />
<br />
Surat Al Kaafiruun mengisyaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad s.a.w. meninggalkan da'wahnya.<br />
<br />
HUBUNGAN SURAT AL KAAFIRUUN DENGAN SURAT AN NASHR<br />
<br />
Surat Al Kaafiruun menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak akan mengikuti agama orang-orang kafir, sedang dalam surat An Nashr diterangkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. akan berkembang dan menang.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-61433479402487494022016-01-31T15:55:00.000-08:002016-02-02T03:13:40.054-08:00Surat Al-Ikhlas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut Surat Al-Ikhlas dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya:<br />
<br />
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan <i>Al Ikhlas</i> karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.<br />
<br />
Pokok-pokok isinya:<br />
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<h8>بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ</h8><br />
bismi llaahi rrahmaani rrahiim<br />
"<i>Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.</i>"<br />
<br />
<h8>قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ</h8><br />
qul huwallaahu ahadun<br />
1. "<i>Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.</i>"<br />
<br />
<h8>اللَّهُ الصَّمَدُ</h8><br />
Allaahu shshamadu<br />
2. "<i>Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.</i>"<br />
<br />
<h8>لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ</h8><br />
lam yalid wa lam yuulad<br />
3. "<i>Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,</i>"<br />
<br />
<h8>وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ</h8><br />
wa lam yakun llahuu kufuwan ahadun<br />
4. "<i>Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia</i>"</div>
<br />
<br />
Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.<br />
<br />
HUBUNGAN SURAT AL IKHLASH DENGAN SURAT AL FALAQ<br />
<br />
Surat Al Ikhlash menegaskan kemurnian Allah s.w.t. sedang surat Al Falaq memerintahkan agar semata-mata kepada-Nya-lah orang memohon perlindungan dari segala macam kejahatan.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-74898351248594222322016-01-31T15:15:00.000-08:002016-02-02T03:14:20.292-08:00Surat Al-Falaq<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut ini Surat Al-Falaq dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya:<br />
<br />
Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Fiil. Nama <i>Al Falaq</i> diambil dari kata <i>Al Falaq</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya waktu subuh. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmizi dan An Nasa-i dari 'Uqbah bin 'Aamir bahwa Rasulullah s.a.w. bersembahyang dengan membaca surat Al Falaq dan surat An Naas dalam perjalanan.<br />
<br />
Pokok-pokok isinya:<br />
Perintah agar kita berlindung kepada Allah s.w.t. dari segala macam kejahatan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<h8>بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيم</h8><br />
bismi llaahi rrahmaani rrahiimi<br />
"<i>Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.</i>"<br />
<br />
<h8>قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ</h8><br />
qul auudzu birabbi lfalaqi<br />
1. "<i>Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,</i>"<br />
<br />
<h8>مِن شَرِّ مَا خَلَقَ</h8><br />
min syarri maa khalaqa<br />
2. "<i>Dari kejahatan makhluk-Nya,</i>"<br />
<br />
<h8>وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ</h8><br />
wa min syarri ghaasiqin idzaawaqaba<br />
3. "<i>Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,</i>"<br />
<br />
<h8>وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ</h8><br />
wa min syarri nnaffaatsaati fil'uqadi<br />
4. "<i>Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,</i>"<br />
<br />
<h8>وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ</h8><br />
wa min syarri haasidin idzaa hasada<br />
5. "<i>Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki</i>"</div>
<br />
<br />
Surat Al Falaq memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk memohon perlindungan kepada Allah s.w.t. dari segala kejahatan.<br />
<br />
HUBUNGAN SURAT AL FALAQ DENGAN SURAT AN NAAS<br />
<br />
1. Kedua-duanya sama-sama mengajarkan kepada manusia, hanya kepada Allah-lah menyerahkan perlindungan diri dari segala kejahatan.<br />
2. Surat Al Falaq memerintahkan untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, sedang surat An Naas memerintahkan untuk memohon perlindungan dari jin dan manusia.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-86347359274614024602016-01-31T14:57:00.001-08:002016-01-31T17:33:01.840-08:00Surat An-Naass<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut ini Surat An-Naass dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya:<br />
<br />
Surat ini terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Falaq. Nama <i>An Naas</i> diambil dari <i>An Naas</i> yang berulang kali disebut dalam surat ini yang artinya manusia. <br />
<br />
Pokok-pokok isinya:<br />
Perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah dari segala macam kejahatan yang datang ke dalam jiwa manusia dari jin dan manusia.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<h8>بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ</h8><br />
bismi llaahi rrahmaani rrahiimi<br />
"<i>Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang</i>"<br />
<br />
<h8>قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ</h8><br />
qul a'uudzu birabbi nnaasi<br />
1. "<i>Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.</i>"<br />
<br />
<h8>مَلِكِ النَّاسِ</h8><br />
maliki nnaasi<br />
2. "<i>Raja manusia.</i>"<br />
<br />
<h8>إِلَٰهِ النَّاس</h8><br />
ilaahi nnaasi<br />
3. "<i>Sembahan manusia.</i>"<br />
<br />
<h8>مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ</h8><br />
min syarri lwaswaasi lkhannaasi<br />
4. "<i>Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi,</i>"<br />
<br />
<h8>الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاس</h8><br />
alladzii yuwaswisu fii shuduuri nnaasi<br />
5. "<i>Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,</i>"<br />
<br />
<h8>مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ</h8><br />
mina ljinnati wannaasi<br />
6. "<i>Dari jin dan manusia.</i>"</div>
<br />
Al Qur'an dimulai dengan surat Al Faatihah yang diantara isinya ialah agar manusia memohon hidayat ke jalan yang lurus dan memohon pertolongan dari Allah s.w.t. dan diakhiri dengan surat An Naas yang menganjurkan agar manusia memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-23476045142879875342016-01-31T14:35:00.002-08:002016-01-31T17:40:39.632-08:00Surat Al-Fatihah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut Surat Al-Fatihah dalam bentuk text Arab, Latin, artinya dan keterangannya:<br />
<br />
Surat <i>Al Faatihah</i> (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut <i>Al Faatihah</i> (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan <i>Ummul Quran</i> (induk Al Quran) atau <i>Ummul Kitaab</i> (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.<br />
Dinamakan pula <i>As Sab'ul matsaany</i> (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.<br />
<br />
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :<br />
<br />
<i>1. Keimanan:</i><br />
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata <i>Rab</i> dalam kalimat <i>Rabbul-'aalamiin</i> tidak hanya berarti <i>Tuhan</i> atau <i>Penguasa</i>, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : <i>Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin</i> (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. <br />
<br />
Yang dimaksud dengan <i>Yang Menguasai Hari Pembalasan</i> ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. <i>Ibadat</i> yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.<br />
<br />
<i>2. Hukum-hukum:</i><br />
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.<br />
<br />
<i>3. Kisah-kisah:</i><br />
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). <i>Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat,</i> ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.<br />
<br />
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<h8>بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ</h8><br />
bismi llaahi rrahmaani rrahiimi<br />
1. "<i>Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ</h8><br />
alhamdu lillaahirabbi l’aalamiina<br />
2. "<i>Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ</h8><br />
arrahmaani rrahiimi<br />
3. "<i>Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ</h8><br />
maaliki yawmi ddiini<br />
4. "<i>Yang menguasai di Hari Pembalasan</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ</h8><br />
iyyaaka na’buduwa iyyaaka nasta’iinu<br />
5. "<i>Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ</h8><br />
ihdinaa shshiraatha lmustaqiima<br />
6. "<i>Tunjukilah kami jalan yang lurus,</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<h8>صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ</h8><br />
shiraathalladziina an’amta ’alayhim ghayri lmaghdhuubi ’alayhim walaa dhdhaalliina<br />
7. "<i>(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat</i>"</div>
<br />
<br />
Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya. <br />
<br />
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya. <br />
<br />
Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-49983278543417131632016-01-30T15:59:00.002-08:002016-01-30T16:11:08.691-08:00Hukum Bacaan Nun Sukun atau Tanwin dan Mim Mati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Berikut hukum bacaan nun sukun atau tanwin dan mim mati,<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
<b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">BACAAN NUN SUKUN DAN TANWIN<span dir="RTL" lang="AR-SA"></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span></b></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="height: 35.3pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border: solid black 1.0pt; height: 35.3pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Bila nun sukun atau tanwin bertemu</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">huruf berikut</span></b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; height: 35.3pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Hukum bacaan </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; height: 35.3pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Cara membaca nun sukun atau tanwin</span></b></div></td> </tr>
<tr style="height: 51.45pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 51.45pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;">ا ع غ ح خ </span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arabic typesetting"; font-size: 48.0pt;">ھ</span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 51.45pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">IZH-HAR</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 51.45pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bunyi N nya tetap dibaca jelas/terang</span><b><span style="font-size: 28.0pt;"></span></b></div></td> </tr>
<tr style="height: 59.25pt; mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 59.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;">م و ن ي</span></b><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 59.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">IDGHAM </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">BI-GHUNNAH</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 59.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bunyi N nya masuk dengan dengung mengikuti bunyi huruf yang ditemui berikutnya</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 60.85pt; mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 60.85pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;">ل ر </span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 60.85pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">IDGHAM </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">BILA GHUNNAH</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 60.85pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bunyi N nya masuk dengan tak dengung mengikuti huruf yang ditemui berikutnya</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 35.5pt; mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 35.5pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;">ب</span></b><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 35.5pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">IQLAB</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 35.5pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt;">Bunyi N nya berubah menjadi M</div></td> </tr>
<tr style="height: 28.25pt; mso-yfti-irow: 5; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 28.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 147.15pt;" valign="top" width="196"><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">ت ث ج د ذ</span></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">ز س ش ص ض</span></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;">ط ظ ف ق ك </span></b><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 24.0pt; line-height: 115%;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 28.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 30.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">IKHFA</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 28.25pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 137.75pt;" valign="top" width="184"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bnuyi N nya dibaca samar-samar seakan menyatu dengan huruf yang ditemui berikutnya</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
<br />
<b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">BACAAN MIM SUKUN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span></b></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="height: 36.0pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border: solid black 1.0pt; height: 36.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 154.0pt;" valign="top" width="205"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Bila bertemu</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">huruf berikut</span></b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; height: 36.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 191.6pt;" valign="top" width="255"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Hukum bacaan </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></div></td> <td style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; height: 36.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 116.5pt;" valign="top" width="155"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">Cara membaca </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-bidi;">mim sukun </span></b></div></td> </tr>
<tr style="height: 25.8pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 25.8pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 154.0pt;" valign="top" width="205"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 28.0pt;">ب</span></b><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 25.8pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 191.6pt;" valign="top" width="255"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">IKHFA SYAFAWI</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 25.8pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 116.5pt;" valign="top" width="155"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dibaca dengung</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 27.65pt; mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 27.65pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 154.0pt;" valign="top" width="205"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 28.0pt;">م</span></b><b><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"></span></b></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 27.65pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 191.6pt;" valign="top" width="255"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">IDGHAM MIMI/MITSLAIN</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 27.65pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 116.5pt;" valign="top" width="155"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dibaca dengung</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 32.6pt; mso-yfti-irow: 3; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; height: 32.6pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 154.0pt;" valign="top" width="205"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Selain </span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 28.0pt;">م<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan </span><b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 28.0pt;">ب</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 32.6pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 191.6pt;" valign="top" width="255"><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">IZH-HAR SYAFAWI</span></div></td> <td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; height: 32.6pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 116.5pt;" valign="top" width="155"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: center;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dibaca jelas/terang</span></div></td></tr>
</tbody></table></div>Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-3063377862579748972016-01-29T16:14:00.001-08:002016-01-29T16:14:30.416-08:00Amalan Yang Bermanfaat Bagi Mayit<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Allah Ta’ala berfirman,<br />
<span class="arabic"><br />
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى<br />
</span><br />
<i>“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”</i> (QS. An Najm: 39).<br />
<br />
Dari ayat ini, sebagian ulama mengatakan bahwa usaha orang lain tidak akan bermanfaat bagi si mayit. Namun pendapat ini adalah pendapat yang kurang tepat. Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa manusia tidaklah mendapatkan manfaat kecuali apa yang telah ia usahakan untuk dirinya sendiri. Ini benar dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa amalan orang lain tidak bermanfaat untuk dirinya yaitu ketika orang melakukan amalan untuknya. Sebagaimana pula seseorang memiliki harta yang ia kuasai saat ini. Hal ini tidak melazimkan bahwa dia tidak bisa mendapatkan harta dari orang lain melalui hadiah yang nanti akan jadi miliknya.[1]<br />
<br />
Jadi sebenarnya, amalan orang lain tetap bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana ditunjukkan pada dalil-dalil yang akan kami bawakan, seperti amalan puasa dan pelunasan utang.<br />
<br />
Namun perlu diperhatikan di sini, amalan yang bisa bermanfaat bagi si mayit itu juga harus ditunjukkan dengan dalil dan tidak bisa dikarang-karang sendiri. Jadi tidak boleh seseorang mengatakan bahwa amalan A atau amalan B bisa bermanfaat bagi si mayit, kecuali jika jelas ada dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menunjukkan hal tersebut.<br />
<br />
Amalan-amalan yang bisa bermanfaat bagi si mayit adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Pertama:</span> Do’a kaum muslimin bagi si mayit</b><br />
<br />
Setiap do’a kaum muslimin bagi setiap muslim akan bermanfaat bagi si mayit. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,<br />
<span class="arabic"><br />
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ<br />
</span><br />
<i>“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.”</i> (QS. Al Hasyr: 10)<br />
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara bentuk kemanfaatan yang dapat diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah do’a karena ayat ini mencakup umum, yaitu orang yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.<br />
<br />
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Do’a dalam ayat ini mencakup semua kaum mukminin, baik para sahabat yang terdahulu dan orang-orang sesudah mereka. Inilah yang menunjukkan keutamaan iman, yaitu setiap mukmin diharapkan dapat memberi manfaat satu dan lainnya dan dapat saling mendoakan.”[2]<br />
<br />
Begitu pula sebagai dalil dalam hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,<br />
<span class="arabic"><br />
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ<br />
</span><br />
<i>“Do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: “Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi”.”</i>[3]<br />
Do’a kepada saudara kita yang sudah meninggal dunia adalah di antara do’a kepada orang yang di kala ia tidak mengetahuinya.<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Kedua:</span> Siapa saja yang melunasi utang si mayit</b><br />
<br />
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan seorang mayit yang masih memiliki utang, kemudian beliau bertanya, “Apakah orang ini memiliki uang untuk melunasi hutangnya?” Jika diberitahu bahwa dia bisa melunasinya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyolatkannya. Namun jika tidak, maka beliau pun memerintahkan, “Kalian shalatkan aja orang ini.”<br />
<br />
Tatkala Allah memenangkan bagi beliau beberapa peperangan, beliau bersabda,<br />
<span class="arabic"><br />
أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَمَنْ تُوُفِّىَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ فَعَلَىَّ قَضَاؤُهُ وَمَنْ تَرَكَ مَالاً فَهُوَ لِوَرَثَتِهِ<br />
</span><br />
<i>“Aku lebih pantas bagi orang-orang beriman dari diri mereka sendiri. Barangsiapa yang mati, namun masih meninggalkan utang, maka aku lah yang akan melunasinya. Sedangkan barangsiapa yang mati dan meninggalkan harta, maka itu untuk ahli warisnya.”</i>[4]<br />
Hadits ini menunjukkan bahwa pelunasan utang si mayit dapat bermanfaat bagi dirinya.<br />
<br />
Sedangkan apakah pelunasan utang si mayit di sini wajib ataukah tidak, di sini ada dua pendapat di kalangan ulama Syafi’iyyah. Sebagian ulama mengatakan bahwa wajib dilunasi dari baitul maal. Sebagian lagi mengatakan tidak wajib.[5]<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Ketiga:</span> Menunaikan qodho’ puasa si mayit</b><br />
<br />
Pembahasan ini telah kami jelaskan pada tulisan kami yang berjudul “Permasalahan Qodho’ Ramadhan”. Pendapat yang mengatakan bahwa qodho’ puasa bermanfaat bagi si mayit dipilih oleh Abu Tsaur, Imam Ahmad, Imam Asy Syafi’i, pendapat yang dipilih oleh An Nawawi, pendapat pakar hadits dan pendapat Ibnu Hazm.<br />
<br />
Dalil dari pendapat ini adalah hadits ‘Aisyah,<br />
<span class="arabic"><br />
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ<br />
</span><br />
<i>“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki kewajiban puasa, maka ahli warisnya yang nanti akan mempuasakannya. ”</i>[6] Yang dimaksud “waliyyuhu” adalah ahli waris[7].<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Keempat:</span> Menunaikan qodho’ nadzar baik berupa puasa atau amalan lainnya</b><br />
<br />
Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu pernah meminta nasehat pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia mengatakan,<br />
<span class="arabic"><br />
إِنَّ أُمِّى مَاتَتْ وَعَلَيْهَا نَذْرٌ<br />
</span><br />
<i>“Sesungguhnya ibuku telah meninggalkan dunia namun dia memiliki nadzar (yang belum ditunaikan).”</i> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan,<br />
<span class="arabic"><br />
اقْضِهِ عَنْهَا<br />
</span><br />
<i>“Tunaikanlah nadzar ibumu.”</i>[8]<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Kelima:</span> Segala amalan sholih yang dilakukan oleh anak yang sholih akan bermanfaat bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia</b><br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman,<br />
<span class="arabic"><br />
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى<br />
</span><br />
<i>“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”</i> (QS. An Najm: 39).<br />
Di antara yang diusahakan oleh manusia adalah anak yang sholih.<br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<span class="arabic"><br />
إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ<br />
</span><br />
<i>“Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.”</i>[9]<br />
Ini berarti amalan dari anaknya yang sholih masih tetap bermanfaat bagi orang tuanya walaupun sudah berada di liang lahat karena anak adalah hasil jerih payah orang tua yang pantas mereka nikmati.<br />
<br />
Namun sayang, orang tua saat ini melupakan modal yang satu ini. Mereka lebih ingin anaknya menjadi seorang penyanyi atau musisi –sehingga dari kecil sudah dididik les macam-macam-, dibanding anaknya menjadi seorang da’i atau orang yang dapat memberikan manfaat pada umat dalam masalah agama. Sehingga orang tua pun lupa dan lalai mendidik anaknya untuk mempelajari Iqro’ dan Al Qur’an. Sungguh amat merugi jika orang tua menyia-nyiakan anaknya padahal anak sholih adalah modal utama untuk mendapatkan aliran pahala walaupun sudah di liang lahat.<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Keenam:</span> Bekas-bekas amalan sholih (seperti ilmu yang bermanfaat) dan sedekah jariyah yang ditinggalkan oleh si mayit</b><br />
<br />
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<span class="arabic"><br />
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ<br />
</span><br />
<i>“Jika manusia itu mati, maka akan putus amalannya kecuali dari tiga perkara:</i> [1] <i>sedekah jariyah,</i> [2] <i>ilmu yang diambil manfaatnya,</i> [3]<i> anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.”</i>[10]<br />
<br />
<br />
<b><span style="color: #666666;">Ketujuh:</span> Sedekah atas nama si mayit</b><br />
<br />
Sedekah untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin.[11] Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,<br />
<span class="arabic"><br />
أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا<br />
</span><br />
<i>“Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.”</i>[12]<br />
<br />
<br />
<span style="color: #444444;"><b>Hukum Menghadiahkan Pahala Bacaan Al Qur’an untuk Si Mayit</b></span><br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanyakan, “Bagaimana dengan orang yang membaca Al Qur’an Al ‘Azhim atau sebagian Al Qur’an, apakah lebih utama dia menghadiahkan pahala bacaan kepada kedua orang tuanya dan kaum muslimin yang sudah mati, ataukah lebih baik pahala tersebut untuk dirinya sendiri?”<br />
<br />
Beliau rahimahullah menjawab:<br />
<br />
Sebaik-baik ibadah adalah ibadah yang mencocoki petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan dalam khutbahnya,<br />
<span class="arabic"><br />
خَيْرُ الْكَلَامِ كَلَامُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ<br />
</span><br />
<i>”Sebaik-baik perkataan adalah kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap bid’ah adalah sesat.”</i><br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,<br />
<span class="arabic"><br />
خَيْرُ الْقُرُونِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ<br />
</span><br />
<i>“Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka.”</i><br />
<br />
Ibnu Mas’ud mengatakan,<br />
<span class="arabic"><br />
مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ ؛ فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ أُولَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ<br />
</span><br />
<i>“Siapa saja di antara kalian yang ingin mengikuti petunjuk, maka ambillah petunjuk dari orang-orang yang sudah mati. Karena orang yang masih hidup tidaklah aman dari fitnah. Mereka yang harus diikuti adalah para sahabat Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.”</i><br />
<br />
Jika kita sudah mengenal beberapa landasan di atas, maka perkara yang telah ma’ruf di tengah-tengah kaum muslimin generasi utama umat ini (yaitu di masa para sahabat dan tabi’in, pen) bahwasanya mereka beribadah kepada Allah hanya dengan ibadah yang disyari’atkan, baik dalam ibadah yang wajib maupun sunnah; baik amalan shalat, puasa, atau membaca Al Qur’an, berdzikir dan amalan lainnya. Mereka pun selalu mendoakan mukminin dan mukminat yang masih hidup atau yang telah mati dalam shalat jenazah, ziarah kubur dan yang lainnya sebagaimana hal ini diperintahkan oleh Allah. Telah diriwayatkan pula dari sekelompok ulama salaf mengenai setiap penutup sesuatu ada do’a yang mustajab. Apabila seseorang di setiap ujung penutup mendoakan dirinya, kedua orang tuanya, guru-gurunya, dan kaum mukminin-mukminat yang lainnya, ini adalah ajaran yang disyari’atkan. Begitu pula doa mereka ketika shalat malam dan tempat-tempat mustajab lainnya.<br />
<br />
Terdapat hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan sedekah pada mayit dan memerintahkan pula untuk menunaikan utang puasa si mayit. Jadi, sedekah untuk mayit merupakan amal sholeh. Begitu pula terdapat ajaran dalam agama ini untuk menunaikan utang puasa si mayit.<br />
<br />
Oleh karena itu, sebagian ulama membolehkan mengirimkan pahala ibadah maliyah (yang terdapat pengorbanan harta, semacam sedekah) dan ibadah badaniyah kepada kaum muslimin yang sudah mati. Sebagaimana hal ini adalah pendapat Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, sebagian ulama Malikiyah dan Syafi’iyah. Jika mereka menghadiahkan pahala puasa, shalat atau pahala bacaan Qur’an maka ini diperbolehkan menurut mereka. Namun, mayoritas ulama Malikiyah dan Syafi’iyah mengatakan bahwa yang disyari’atkan dalam masalah ini hanyalah untuk ibadah maliyah saja.<br />
<br />
Oleh karena itu, tidak kita temui pada kebiasaan para ulama salaf, jika mereka melakukan shalat, puasa, haji, atau membaca Al Qur’an; mereka menghadiahkan pahala amalan mereka kepada kaum muslimin yang sudah mati atau kepada orang-orang yang istimewa dari kaum muslimin. Bahkan kebiasaan dari salaf adalah melakukan amalan yang disyari’atkan yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, setiap orang tidak boleh melampaui jalan hidup para salaf karena mereka tentu lebih utama dan lebih sempurna dalam beramal. Wallahu a’lam.” –Demikian penjelasan Syaikhull Islam Ibnu Taimiyah–[13]<br />
<br />
Catatan: Yang dimaksudkan kirim pahala dari amalan badaniyah ataupun maliyah sebagaimana yang dibolehkan oleh sebagian ulama bukanlah dengan mengumpulkan orang-orang lalu membacakan surat tertentu secara berjama’ah dan ditentukan pula pada hari tertentu (semisal hari ke-7, 40, 100, dst). Jadi tidaklah demikian yang dimaksudkan oleh para ulama tersebut. Apalagi kalau acara tersebut diadakan di kediaman si mayit, ini jelas suatu yang terlarang karena ini termasuk acara ma’tam (kumpul-kumpul) yang dilarang. Seharusnya keluarga mayit dihibur dengan diberi makan dan segala keperluan karena mereka saat itu dalam keadaan susah, bukan malah keluarga mayit yang repot-repot menyediakan makanan untuk acara semacam ini. Lihat penjelasan selanjutnya.<br />
Apakah Mayit Mendengarkan Bacaan Al Qur’an?<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Jika ada yang mengatakan bahwa bermanfaat bagi si mayit ketika dia diperdengarkan Al Qur’an dan dia akan mendapatkan pahala jika mendengarnya, maka pemahaman seperti ini sungguh keliru. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah bersabda,<br />
<span class="arabic"><br />
إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ<br />
</span><br />
<i>“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara:</i> [1] <i>sedekah jariyah, </i>[2] <i>ilmu yang dimanfaatkan, atau</i> [3] <i>anak sholeh yang mendo’akan dirinya. ”</i><br />
<br />
Oleh karena itu, setelah kematian si mayit tidak akan mendapatkan pahala melalui bacaan Al Qur’an yang dia dengar dan amalan lainnya. Walaupun memang si mayit mendengar suara sandal orang lain dan juga mendengar salam orang yang mengucapkan salam padanya dan mendengar suara selainnya. Namun ingat, amalan orang lain (seperti amalan membaca Al Qur’an, pen) tidak akan berpengaruh padanya.”[14]<br />
Seharusnya Keluarga Si Mayit yang Diberi Makan<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Apabila keluarga mayit membuatkan makanan lalu mengundang orang-orang, maka ini bukanlah sesuatu yang disyari’atkan. Semacam ini termasuk ajaran yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah). Bahkan Jarir bin ‘Abdillah mengatakan,<br />
<span class="arabic"><br />
كُنَّا نَعُدُّ الِاجْتِمَاعَ إلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَتَهُمْ الطَّعَامَ لِلنَّاسِ مِنْ النِّيَاحَةِ<br />
</span><br />
<i>“Kami menganggap bahwa berkumpul-kumpul di kediaman si mayit, lalu keluarga si mayit membuatkan makanan, ini termasuk niyahah (meratapi mayit yang jelas terlarang).”</i><br />
<br />
Bahkan yang dianjurkan ketika si mayit meninggal dunia adalah orang lain yang memberikan makanan pada keluarga si mayit (bukan sebaliknya). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendengar berita kematian Ja’far bin Abi Thalib, beliau mengatakan,<br />
<span class="arabic"><br />
اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ<br />
</span><br />
<i>“Berilah makan untuk keluarga Ja’far karena mereka saat ini begitu tersibukkan dengan kematian Ja’far.”</i>[15]<br />
<br />
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz –pernah menjawab sebagai ketua Al Lajnah Ad Daimah di Saudi Arabia- mengatakan, “Seharusnya yang dilakukan adalah melakukan ta’ziyah di rumah si mayit dan mendoakan mereka serta memberikan kasih sayang kepada mereka yang ditinggalkan si mayit. [Ta’ziyah memberi nasehat kepada keluarga si mayit untuk bersabar dalam musibah ini dan berusaha menghibur mereka, pen]<br />
<br />
Adapun berkumpul-kumpul untuk menambah kesedihan (dikenal dengan istilah ma’tam) dengan membaca bacaan-bacaan tertentu (seperti membaca surat yasin ataupun bacaan tahlil), atau membaca do’a-do’a tertentu atau selainnya, ini termasuk bid’ah. Seandainya perkara ini termasuk kebaikan, tentu para sahabat (salafush sholeh) akan mendahului kita untuk melakukan hal semacam ini.<br />
<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak pernah melakukan hal ini. Dulu di antara salaf yaitu Ja’far bin Abi Tholib, Abdullah bin Rowahah, Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhum, mereka semua terbunuh di medan perang. Kemudian berita mengenai kematian mereka sampai ke telinga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari wahyu. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan kematian mereka pada para sahabat, para sahabat pun mendoakan mereka, namun mereka sama sekali tidak melakukan ma’tam (berkumpul-kumpul dalam rangka kesedihan dengan membaca Al Qur’an atau wirid tertentu).<br />
<br />
Begitu pula para sahabat dahulu tidak pernah melakukan hal semacam ini. Ketika Abu Bakr meninggal dunia, para sahabat sama sekali tidak melakukan ma’tam.”[16]<br />
<br />
<br />
<br />
Demikian pembahasan kami mengenai berbagai amalan yang dapat bermanfaat bagi si mayit. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin. Hanya Allah yang memberi taufik.<br />
<br />
Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya setiap kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.<br />
<br />
***<br />
<b><span style="color: #444444;"><br />
</span></b> <b><span style="color: #444444;"><span style="font-size: x-small;">Disusun di Pangukan, Sleman, Kamis, 3 Dzulqo’dah 1430 H<br />
<br />
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id</span></span></b><br />
<br />
<hr />
[1] Lihat Taisir Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 821, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H<br />
<br />
[2] Taisir Al Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal. 851.<br />
<br />
[3] HR. Muslim no. 2733, dari Ummu Ad Darda’.<br />
<br />
[4] HR. Bukhari no. 2298 dan Muslim no. 1619<br />
<br />
[5] Syarh Muslim, An Nawawi, 6/2, Mawqi’ Al Islam<br />
<br />
[6] HR. Bukhari no. 1952 dan Muslim no. 1147<br />
<br />
[7] Lihat Tawdhihul Ahkam, 3/525<br />
<br />
[8] HR. Bukhari no. 2761 dan Muslim no. 1638<br />
<br />
[9] HR. Abu Daud no. 3528 dan An Nasa-i no. 4451. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.<br />
<br />
[10] HR. Muslim no. 1631<br />
<br />
[11] Majmu’ Al Fatawa, 24/314, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H<br />
<br />
[12] HR. Bukhari no. 2756<br />
<br />
[13] Majmu’ Al Fatawa, 24/321-323.<br />
<br />
[14] Majmu’ Al Fatawa, 24/317.<br />
<br />
[15] Majmu’ Al Fatawa, 24/316-317.<br />
<br />
[16] Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 13/211, Asy Syamilah<br />
<br />
<br /></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-22335154746141964032016-01-28T00:47:00.003-08:002016-01-28T15:23:49.972-08:00Kajian terhadap Ayat-ayat Waris<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Pertama</b>:<br />
Firman Allah yang artinya "bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan," menunjukkan hukum-hukum sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Apabila pewaris (orang yang meninggal) hanya mempunyai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, maka harta peninggalannya dibagi untuk keduanya. Anak laki-laki mendapat dua bagian, sedangkan anak perempuan satu bagian. </li>
<li>Apabila ahli waris berjumlah banyak, terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan, maka bagian untuk laki-laki dua kali lipat bagian anak perempuan. </li>
<li>Apabila bersama anak (sebagai ahli waris) ada juga ashhabul furudh, seperti suami atau istri, ayah atau ibu, maka yang harus diberi terlebih dahulu adalah ashhabul furudh. Setelah itu barulah sisa harta peninggalan yang ada dibagikan kepada anak. Bagi anak laki-laki dua bagian, sedangkan bagi anak perempuan satu bagian. </li>
<li>Apabila pewaris hanya meninggalkan satu anak laki-laki, maka anak tersebut mewarisi seluruh harta peninggalan. Meskipun ayat yang ada tidak secara sharih (tegas) menyatakan demikian, namun pemahaman seperti ini dapat diketahui dari kedua ayat yang ada. Bunyi penggalan ayat yang dikutip sebelumnya (Butir 1) rnenunjukkan bahwa bagian laki-laki adalah dua kali lipat bagian anak perempuan. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat (artinya) "jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta". Dari kedua penggalan ayat itu dapat ditarik kesimpulan bahwa bila ahli waris hanya terdiri dari seorang anak laki-laki, maka ia mendapatkan seluruh harta peninggalan pewaris. </li>
<li>Adapun bagian keturunan dari anak laki-laki (cucu pewaris), jumlah bagian mereka sama seperti anak, apabila sang anak tidak ada (misalnya meninggal terlebih dahulu). Sebab penggalan ayat (artinya) "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu", mencakup keturunan anak kandung. Inilah ketetapan yang telah menjadi ijma'. </li>
</ol>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Kedua"></a><b>Kedua</b>:<br />
Hukum bagian kedua orang tua. Firman Allah (artinya): "Dan untuk dua orang ibu-hapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam." Penggalan ayat ini menunjukkan hukum-hukum sebagai berikut: <br />
<ol>
<li>Ayah dan ibu masing-masing mendapatkan seperenam bagian apabila yang meninggal mempunyai keturunan. </li>
<li>Apabila pewaris tidak mempunyai keturunan, maka ibunya mendapat bagian sepertiga dari harta yang ditinggalkan. Sedangkan sisanya, yakni dua per tiga menjadi bagian ayah. Hal ini dapat dipahami dari redaksi ayat yang hanya menyebutkan bagian ibu, yaitu sepertiga, sedangkan bagian ayah tidak disebutkan. Jadi, pengertiannya, sisanya merupakan bagian ayah. </li>
<li>Jika selain kedua orang tua, pewaris mempunyai saudara (dua orang atau lebih), maka ibunya mendapat seperenam bagian. Sedangkan ayah mendapatkan lima per enamnya. Adapun saudara-saudara itu tidaklah mendapat bagian harta waris dikarenakan adanya bapak, yang dalam aturan hukum waris dalam Islam dinyatakan sebagai hajib (penghalang). Jika misalnya muncul pertanyaan apa hikmah dari penghalangan saudara pewaris terhadap ibu mereka --artinya bila tanpa adanya saudara (dua orang atau lebih) ibu mendapat sepertiga bagian, sedangkan jika ada saudara kandung pewaris ibu hanya mendapatkan seperenam bagian? Jawabannya, hikmah adanya hajib tersebut dikarenakan ayahlah yang menjadi wali dalam pernikahan mereka, dan wajib memberi nafkah mereka. Sedangkan ibu tidaklah demikian. Jadi, kebutuhannya terhadap harta lebih besar dan lebih banyak dibandingkan ibu, yang memang tidak memiliki kewajiban untuk membiayai kehidupan mereka. </li>
</ol>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Ketiga"></a><b>Ketiga</b>:<br />
Utang orang yang meninggal lebih didahulukan daripada wasiat. Firman Allah (artinya) "sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya." Secara zhahir wasiat harus didahulukan ketimbang membayar utang orang yang meninggal. Namun, secara hakiki, utanglah yang mesti terlebih dahulu ditunaikan. Jadi, utang-utang pewaris terlebih dahulu ditunaikan, kemudian barulah melaksanakan wasiat bila memang ia berwasiat sebelum meninggal. Inilah yang diamalkan Rasulullah saw..<br />
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: "Sesungguhnya kalian telah membaca firman Allah [tulisan Arab] dan Rasulullah telah menetapkan dengan menunaikan utang-utang orang yang meninggal, lalu barulah melaksanakan wasiatnya." <br />
Hikmah mendahulukan pembayaran utang dibandingkan melaksanakan wasiat adalah karena utang merupakan keharusan yang tetap ada pada pundak orang yang utang, baik ketika ia masih hidup ataupun sesudah mati. Selain itu, utang tersebut akan tetap dituntut oleh orang yang mempiutanginya, sehingga bila yang berutang meninggal, yang mempiutangi akan menuntut para ahli warisnya.<br />
Sedangkan wasiat hanyalah suatu amalan sunnah yang dianjurkan, kalaupun tidak ditunaikan tidak akan ada orang yang menuntutnya. Di sisi lain, agar manusia tidak melecehkan wasiat dan jiwa manusia tidak menjadi kikir (khususnya para ahli waris), maka Allah SWT mendahulukan penyebutannya.<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Keempat"></a><b>Keempat</b>:<br />
Firman Allah (artinya) "orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu." Penggalan ayat ini dengan tegas memberi isyarat bahwa Allah yang berkompeten dan paling berhak untuk mengatur pembagian harta warisan. Hal ini tidak diserahkan kepada manusia, siapa pun orangnya, cara ataupun aturan pembagiannya, karena bagaimanapun bentuk usaha manusia untuk mewujudkan keadilan tidaklah akan mampu melaksanakannya secara sempurna. Bahkan tidak akan dapat merealisasikan pembagian yang adil seperti yang telah ditetapkan dalam ayat-ayat Allah.<br />
Manusia tidak akan tahu manakah di antara orang tua dan anak yang lebih dekat atau lebih besar kemanfaatannya terhadap seseorang, tetapi Allah, Maha Suci Dzat-Nya, Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Pembagian yang ditentukan-Nya pasti adil. Bila demikian, siapakah yang dapat membuat aturan dan undang-undang yang lebih baik, lebih adil, dan lebih relevan bagi umat manusia dan kemanusiaan selain Allah?<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Kelima"></a><b>Kelima</b>:<br />
Firman Allah (artinya) "Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu." Penggalan ayat tersebut menjelaskan tentang hukum waris bagi suami dan istri. Bagi suami atau istri masing-masing mempunyai dua cara pembagian.<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="suami"></a>Bagian suami:<br />
<ol>
<li>Apabila seorang istri meninggal dan tidak mempunyai keturunan (anak), maka suami mendapat bagian separo dari harta yang ditinggalkan istrinya. </li>
<li>Apabila seorang istri meninggal dan ia mempunyai keturunan (anak), maka suami mendapat bagian seperempat dari harta yang ditinggalkan. </li>
</ol>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="istri"></a>Bagian istri:<br />
<ol>
<li>Apabila seorang suami meninggal dan dia tidak mempunyai anak (keturunan), maka bagian istri adalah seperempat. </li>
<li>Apabila seorang suami meninggal dan dia mempunyai anak (keturunan), maka istri mendapat bagian seperdelapan. </li>
</ol>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Keenam"></a><b>Keenam</b>:<br />
Hukum yang berkenaan dengan hak waris saudara laki-laki atau saudara perempuan seibu. Firman-Nya (artinya): "Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). " <br />
Yang dimaksud ikhwah (saudara) dalam penggalan ayat ini (an-Nisa': 12) adalah saudara laki-laki atau saudara perempuan "seibu lain ayah". Jadi, tidak mencakup saudara kandung dan tidak pula saudara laki-laki atau saudara perempuan "seayah lain ibu". Pengertian inilah yang disepakati oleh ulama.<br />
Adapun yang dijadikan dalil oleh ulama ialah bahwa Allah SWT telah menjelaskan --dalam firman-Nya-- tentang hak waris saudara dari pewaris sebanyak dua kali. Yang pertama dalam ayat ini, dan yang kedua pada akhir surat an-Nisa'. Dalam ayat yang disebut terakhir ini, bagi satu saudara mendapat seperenam bagian, sedangkan bila jumlah saudaranya banyak maka mendapatkan sepertiga dari harta peninggalan dan dibagi secara rata.<br />
Sementara itu, ayat akhir surat an-Nisa' menjelaskan bahwa saudara perempuan, jika sendirian, mendapat separo harta peninggalan, sedangkan bila dua atau lebih ia mendapat bagian dua per tiga. Oleh karenanya, pengertian istilah ikhwah dalam ayat ini harus dibedakan dengan pengertian ikhwah yang terdapat dalam ayat akhir surat an-Nisa' untuk meniadakan pertentangan antara dua ayat.<br />
Sementara itu, karena saudara kandung atau saudara seayah kedudukannya lebih dekat --dalam urutan nasab-- dibandingkan saudara seibu, maka Allah menetapkan bagian keduanya lebih besar dibandingkan saudara seibu. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pengertian kata ikhwah dalam ayat tersebut (an-Nisa': 12) adalah 'saudara seibu', sedangkan untuk kata yang sama di dalam akhir surat an-Nisa' memiliki pengertian 'saudara kandung' atau 'saudara seayah'.<br />
<h4>
Rincian Beberapa Keadaan Bagian Saudara Seibu</h4>
<ol>
<li type="A">Apabila seseorang meninggal dan mempunyai satu orang saudara laki-laki seibu atau satu orang saudara perempuan seibu, maka bagian yang diperolehnya adalah seperenam. </li>
<li>Jika yang meninggal mempunyai saudara seibu dua orang atau lebih, mereka mendapatkan dua per tiga bagian dan dibagi secara rata. Sebab yang zhahir dari firman-Nya [tulisan Arab] menunjukkan adanya keharusan untuk dibagi dengan rata sama besar-kecilnya. Jadi, saudara laki-laki mendapat bagian yang sama dengan bagian saudara perempuan. </li>
</ol>
<h4>
Makna Kalaalah</h4>
Pengertian kalaalah ialah seseorang meninggal tanpa memiliki ayah ataupun keturunan; atau dengan kata lain dia tidak mempunyai pokok dan cabang. Kata kalaalah diambil dari kata al-kalla yang bermakna 'lemah'. Kata ini misalnya digunakan dalam kalimat kalla ar-rajulu, yang artinya 'apabila orang itu lemah dan hilang kekuatannya'.<br />
Ulama sepakat (ijma') bahwa kalaalah ialah seseorang yang mati namun tidak mempunyai ayah dan tidak memiliki keturunan. Diriwayatkan dari Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., ia berkata: "Saya mempunyai pendapat mengenai kalaalah. Apabila pendapat saya ini benar maka hanyalah dari Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Adapun bila pendapat ini salah, maka karena dariku dan dari setan, dan Allah terbebas dari kekeliruan tersebut. Menurut saya, Kalaalah adalah orang yang meninggal yang tidak mempunyai ayah dan anak. "<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="Ketujuh"></a><b>Ketujuh</b>:<br />
Firman Allah (artinya) "sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sudah dibayar utangnya dengan tidak membebani mudarat (kepada ahli waris)". Ayat tersebut menunjukkan dengan tegas bahwa apabila wasiat dan utang nyata-nyata mengandung kemudaratan, maka wajib untuk tidak dilaksanakan. Dampak negatif mengenai wasiat yang dimaksudkan di sini, misalnya, seseorang yang berwasiat untuk menyedekahkan hartanya lebih dari sepertiga. Sedangkan utang yang dimaksud berdampak negatif, misalnya seseorang yang mengakui mempunyai utang padahal sebenamya ia tidak berutang. Jadi, baik wasiat atau utang yang dapat menimbulkan mudarat (berdampak negatif) pada ahli waris tidak wajib dilaksanakan.<br />
<h4>
Hukum Keadaan Saudara Kandung atau Seayah</h4>
Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa': 176 mengisyaratkan adanya beberapa keadaan tentang bagian saudara kandung atau saudara seayah.<br />
<ol>
<li>Apabila seseorang meninggal dan hanya mempunyai satu orang saudara kandung perempuan ataupun seayah, maka ahli waris mendapat separo harta peninggalan, bila ternyata pewaris (yang meninggal) tidak mempunyai ayah atau anak. </li>
<li>Apabila pewaris mempunyai dua orang saudara kandung perempuan atau seayah ke atas, dan tidak mempunyai ayah atau anak, maka bagian ahli waris adalah dua per tiga dibagi secara rata. </li>
<li>Apabila pewaris mempunyai banyak saudara kandung laki-laki dan saudara kandung perempuan atau seayah, maka bagi ahli waris yang laki-laki mendapatkan dua kali bagian saudara perempuan. </li>
<li>Apabila seorang saudara kandung perempuan meninggal, dan ia tidak mempunyai ayah atau anak, maka seluruh harta peninggalannya menjadi bagian saudara kandung laki-lakinya. Apabila saudara kandungnya banyak --lebih dari satu-- maka dibagi secara rata sesuai jumlah kepala. Begitulah hukum bagi saudara seayah, jika ternyata tidak ada saudara laki-laki yang sekandung atau saudara perempuan yang sekandung. </li>
</ol>
<br />
<br />
<hr />
<i>Pembagian Waris Menurut Islam oleh Muhammad Ali ash-Shabuni penerjemah A.M.Basamalah Gema Insani Press, 1995 Jl. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740 Tel.(021) 7984391-7984392-7988593 Fax.(021) 7984388 ISBN 979-561-321-9</i><br />
<br />
<br /></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-85880869362949910152015-12-06T02:41:00.004-08:002016-02-02T15:00:44.177-08:00Pembahasan Tentang JIN, SETAN dan IBLIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #666666;"><b>Jin Diciptakan Sebelum Manusia</b></span><br />
<br />
Keberadaan jin merupakan hal yang tak dapat disangkal lagi mengingat pemberitaan dari para nabi sudah sangat mutawatir dan diketahui orang banyak. Secara pasti, kaum jin adalah makhluk hidup, berakal dan mereka melakukan segala sesuatu dengan kehendak. Bahkan mereka dibebani perintah dan larangan. (Idhahu Ad-Dilalah fi ’Umumi Ar-Risalah hal. 1, lihat Majmu’ul Fatawa, 19/9)<br />
Anehnya orang-orang filsafat masih mengingkari keberadaan jin. Dan dalam hal inipun Muhammad Rasyid Ridha telah keliru. Dia mengatakan: “Sesungguhnya jin itu hanyalah ungkapan/ gambaran tentang bakteri-bakteri. Karena ia tidak dapat dilihat kecuali dengan perantara mikroskop.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah minal Jin oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu)<br />
<br />
Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana dikabarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:<br />
<div class="arabic">
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُوْنٍ. وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ</div>
“<i>Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas</i>.” (Al-Hijr: 26-27)<br />
<br />
Karena jin lebih dulu ada, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutannya daripada manusia ketika menjelaskan bahwa mereka diperintah untuk beribadah seperti halnya manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ</div>
“<i>Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.</i>” (Adz-Dzariyat: 56)<br />
<br />
<br />
<span style="color: #999999;"><b>Jin, Setan, dan Iblis</b></span><br />
<br />
Kalimat jin, setan, ataupun juga Iblis seringkali disebutkan dalam Al-Qur`an, bahkan mayoritas kita pun sudah tidak asing lagi mendengarnya. Sehingga eksistensinya sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lagi diragukan, berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta ijma’ ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tinggal persoalannya, apakah jin, setan, dan Iblis itu tiga makhluk yang berbeda dengan penciptaan yang berbeda, ataukah mereka itu bermula dari satu asal atau termasuk golongan para malaikat?<br />
<br />
Yang pasti, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan asal-muasal penciptaan jin dengan firman-Nya:<br />
<div class="arabic">
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ</div>
“<i>Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas</i>.” (Al-Hijr: 27)<br />
<br />
Juga firman-Nya:<br />
<div class="arabic">
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ</div>
“<i>Dan Dia menciptakan jin dari nyala api</i>.” (Ar-Rahman: 15)<br />
<br />
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />
<div class="arabic">
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَتِ الْجَانُّ مِنْ مَّارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ</div>
“<i>Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian</i>.” (HR. Muslim no. 2996 dari ’Aisyah radhiallahu ‘anha)<br />
<br />
Adapun Iblis, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentangnya:<br />
<div class="arabic">
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ</div>
“<i>Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin…</i>” (Al-Kahfi: 50)<br />
<br />
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “<i>Iblis mengkhianati asal penciptaannya, karena dia sesungguhnya diciptakan dari nyala api, sedangkan asal penciptaan malaikat adalah dari cahaya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin, dalam arti dia diciptakan dari api. Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Iblis tidak termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin, sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia</i>’.” (Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim, 3/94)<br />
<br />
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan: “<i>Iblis adalah abul jin (bapak para jin).</i>” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 406 dan 793)<br />
<br />
Sedangkan setan, mereka adalah kalangan jin yang durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah ditanya tentang perbedaan jin dan setan, beliau menjawab: “Jin itu meliputi setan, namun ada juga yang shalih. Setan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yang shalih, mereka berpegang teguh dengan agamanya, memiliki masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas yang mereka ketahui ilmunya. Hanya saja mayoritas mereka itu bodoh.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Siapakah Iblis?</b></span><br />
<br />
Terjadi perbedaan pendapat dalam hal asal-usul iblis, apakah berasal dari malaikat atau dari jin.<br />
<br />
Pendapat pertama menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis jin. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu. Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin, sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia.” (Diriwayatkan Ibnu Jarir dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 50, dan dishahihkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya)<br />
<br />
Pendapat ini pula yang tampaknya dikuatkan oleh Ibnu Katsir, Al-Jashshash dalam kitabnya Ahkamul Qur‘an (3/215), dan Asy-Syinqithi dalam kitabnya Adhwa`ul Bayan (4/120). Penjelasan tentang dalil pendapat ini beliau sebutkan dalam kitab tersebut. Secara ringkas, dapat disebutkan sebagai berikut:<br />
<br />
1. Kema’shuman malaikat dari perbuatan kufur yang dilakukan iblis, sebagaimana firman Allah:<br />
<div class="arabic">
لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ</div>
“<i>…yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.</i>” (At-Tahrim: 6)<br />
<div class="arabic">
لاَ يَسْبِقُوْنَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُوْنَ</div>
“<i>Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan, dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.</i>” (Al-Anbiya`: 27)<br />
<br />
2. Dzahir surat Al-Kahfi ayat 50<br />
<div class="arabic">
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ</div>
“<i>Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.</i>”<br />
<br />
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa iblis dari jin, dan jin bukanlah malaikat. Ulama yang memegang pendapat ini menyatakan: “Ini adalah nash Al-Qur`an yang tegas dalam masalah yang diperselisihkan ini.” Beliau juga menyatakan: “Dan hujjah yang paling kuat dalam masalah ini adalah hujjah mereka yang berpendapat bahwa iblis bukan dari malaikat.”<br />
<br />
Adapun pendapat kedua yang menyatakan bahwa iblis dari malaikat, menurut Al-Qurthubi, adalah pendapat jumhur ulama termasuk Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma. Alasannya adalah firman Allah:<br />
<div class="arabic">
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ</div>
“<i>Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.</i>” (Al-Baqarah: 34)<br />
<br />
Juga ada alasan-alasan lain berupa beberapa riwayat Israiliyat.<br />
<br />
Pendapat yang kuat adalah pendapat yang pertama, insya Allah, karena kuatnya dalil mereka dari ayat-ayat yang jelas.<br />
<br />
Adapun alasan pendapat kedua (yakni surat Al-Baqarah ayat 34), sebenarnya ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa iblis dari malaikat. Karena susunan kalimat tersebut adalah susunan istitsna` munqathi’ (yaitu yang dikecualikan tidaklah termasuk jenis yang disebutkan).<br />
<br />
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis, itu adalah cerita Israiliyat. Ibnu Katsir menyatakan: “<i>Dan dalam masalah ini (asal-usul iblis), banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf. Namun mayoritasnya adalah Israiliyat (cerita-cerita dari Bani Israil) yang (sesungguhnya) dinukilkan untuk dikaji –wallahu a’lam–, Allah lebih tahu tentang keadaan mayoritas cerita itu. Dan di antaranya ada yang dipastikan dusta, karena menyelisihi kebenaran yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam Al-Qur`an sudah memadai dari yang selainnya dari berita-berita itu.</i>” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/94)<br />
<br />
Asy-Syinqithi menyatakan: “<i>Apa yang disebutkan para ahli tafsir dari sekelompok ulama salaf, seperti Ibnu ‘Abbas dan selainnya, bahwa dahulu iblis termasuk pembesar malaikat, penjaga surga, mengurusi urusan dunia, dan namanya adalah ‘Azazil, ini semua adalah cerita Israiliyat yang tidak bisa dijadikan landasan.</i>” (Adhwa`ul Bayan, 4/120-121)<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b><br /></b></span>
<span style="color: #666666;"><b>Siapakah Setan?</b></span><br />
<br />
Setan atau Syaithan (شَيْطَانٌ) dalam bahasa Arab diambil dari kata (شَطَنَ) yang berarti jauh. Ada pula yang mengatakan bahwa itu dari kata (شَاطَ) yang berarti terbakar atau batal. Pendapat yang pertama lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata Syaithan artinya yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala (Al-Misbahul Munir, hal. 313).<br />
<br />
Ibnu Jarir menyatakan, syaithan dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari jin, manusia atau hewan, atau dari segala sesuatu.<br />
<br />
Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا</div>
“<i>Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).</i>” (Al-An’am: 112)<br />
<br />
(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)<br />
<br />
Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071).<br />
<br />
Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:<br />
<div class="arabic">
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا</div>
“<i>Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).</i>” (Al-An’am: 112)<br />
<br />
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat, lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah, apakah di kalangan manusia ada setan?” Beliau menjawab: “Ya.”<br />
<br />
Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “<i>Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan keshahihannya.</i>” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/172)<br />
<br />
Yang mendukung pendapat ini juga hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Muslim:<br />
<div class="arabic">
الْكَلْبُ اْلأَسْوَدُ شَيْطَانٌ</div>
“Anjing hitam adalah setan.”<br />
<br />
Ibnu Katsir menyatakan: “<i>Maknanya –wallahu a’lam– yaitu setan dari jenis anjing.</i>” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173)<br />
<br />
Ini adalah pendapat Qatadah, Mujahid dan yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.<br />
<br />
Dalam masalah ini ada tafsir lain terhadap ayat itu, tapi itu adalah pendapat yang lemah. (ed)<br />
<br />
Ketika membicarakan tentang setan dan tekadnya dalam menyesatkan manusia, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِيْنَ</div>
“<i>Iblis menjawab: ‘Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan’, Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’ Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukumiku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).</i>” (Al-A’raf: 14-17)<br />
<br />
Setan adalah turunan Iblis, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:<br />
<div class="arabic">
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً</div>
“<i>Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.</i>” (Al-Kahfi: 50)<br />
<br />
Turunan-turunan Iblis yang dimaksud dalam ayat ini adalah setan-setan. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 453)<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Penggambaran Tentang Jin</b></span><br />
<br />
Al-jinnu berasal dari kata janna syai`un yajunnuhu yang bermakna satarahu (menutupi sesuatu). Maka segala sesuatu yang tertutup berarti tersembunyi. Jadi, jin itu disebut dengan jin karena keadaannya yang tersembunyi.<br />
<br />
Jin memiliki roh dan jasad. Dalam hal ini, Syaikhuna Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “<i>Jin memiliki roh dan jasad. Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya setan tidak dapat membuka yang tertutup’. Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Demikian pula bila seseorang masuk ke rumahnya kemudian membaca bismillah, maka setan mengatakan: ‘Tidak ada kesempatan menginap’. Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka setan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam’.</i>” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)<br />
<br />
Jin bisa berujud seperti manusia dan binatang. Dapat berupa ular dan kalajengking, juga dalam wujud unta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai dan juga burung. Serta bisa berujud Bani Adam seperti waktu setan mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr. Mereka dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. Karena warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan setan dan mempunyai kekuatan panas. (Idhahu Ad-Dilalah, hal. 19 dan 23)<br />
<br />
Kaum jin memiliki tempat tinggal yang berbeda-beda. Jin yang shalih bertempat tinggal di masjid dan tempat-tempat yang baik. Sedangkan jin yang jahat dan merusak, mereka tinggal di kamar mandi dan tempat-tempat yang kotor. (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)<br />
<br />
Tulang dan kotoran hewan adalah makanan jin. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:<br />
<div class="arabic">
ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ. فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمَلُهَا فِي طَرَفِ ثَوْبِي حَتَّى وَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ؟ قَالَ: هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ وَإِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيْبِيْنَ وَنِعْمَ الْجِنُّ فَسَأَلُوْنِي الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا</div>
“<i>Carikan beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci dan janganlah engkau carikan tulang dan kotoran hewan.</i>” Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “<i>Aku pun membawakan untuknya beberapa buah batu dan kusimpan di sampingnya. Lalu aku menjauh hingga beliau menyelesaikan hajatnya</i>.”<br />
<br />
Aku bertanya: “<i>Ada apa dengan tulang dan kotoran hewan?</i>”<br />
<br />
Beliau menjawab: “<i>Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin, dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Maka aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkan makanan.</i>” (HR. Al-Bukhari no. 3860 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dalam riwayat Muslim disebutkan: “<i>Semua tulang yang disebutkan nama Allah padanya</i>”, ed)<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b>Gambaran Tentang Iblis dan Setan</b></span><br />
<br />
Iblis adalah wazan dari fi’il, diambil dari asal kata al-iblaas yang bermakna at-tai`as (putus asa) dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.<br />
<br />
Mereka adalah musuh nomer wahid bagi manusia, musuh bagi Adam dan keturunannya. Dengan kesombongan dan analoginya yang rusak serta kedustaannya, mereka berani menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala saat mereka enggan untuk sujud kepada Adam.<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ</div>
“<i>Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir</i>.” (Al-Baqarah: 34)<br />
<br />
Malah dengan analoginya yang menyesatkan, Iblis menjawab:<br />
<div class="arabic">
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ</div>
“<i>Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.</i>” (Al-A’raf: 12)<br />
<br />
Analogi atau qiyas Iblis ini adalah qiyas yang paling rusak. Qiyas ini adalah qiyas batil karena bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menyuruhnya untuk sujud. Sedangkan qiyas jika berlawanan dengan nash, maka ia menjadi batil karena maksud dari qiyas itu adalah menetapkan hukum yang tidak ada padanya nash, mendekatkan sejumlah perkara kepada yang ada nashnya, sehingga keberadaannya menjadi pengikut bagi nash.<br />
<br />
Bila qiyas itu berlawanan dengan nash dan tetap digunakan/ diakui, maka konsekuensinya akan menggugurkan nash. Dan inilah qiyas yang paling jelek!<br />
<br />
Sumpah mereka untuk menggoda Bani Adam terus berlangsung sampai hari kiamat setelah mereka berhasil menggoda Abul Basyar (bapak manusia) Adam dan vonis sesat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dengan firman-Nya:<br />
<div class="arabic">
يَابَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِيْنَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ</div>
“<i>Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.</i>” (Al-A’raf: 27)<br />
<br />
Karena setan sebagai musuh kita, maka kita diperintahkan untuk menjadi musuh setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ</div>
“<i>Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.</i>” (Fathir: 6)<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<div class="arabic">
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً</div>
“<i>Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain-Ku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.</i>” (Al-Kahfi: 50)<br />
<br />
<br />
<span style="color: #666666;"><b><span style="font-size: x-small;">Dikutip dari salfy.or.id offline Penulis : Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf, Judul:Perbedaan Antara Jin, Setan dan Iblis</span></b></span><br />
<i>Source: https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/09/mengetahui-perbedaan-antara-jin-setan-dan-iblis/</i></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-83750849042307167452015-12-01T07:52:00.002-08:002015-12-18T16:44:55.435-08:00Kode Plat No Diseluruh Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><style type="text/css">
.platno{margin:0 auto;width:80%;border-collapse:collapse;background:#ecf3eb;text-align:center}
caption h3{}
.platno tbody tr td{border:1px solid #999;}
.platno tbody th{padding:8px 0;background: #B7C6D4;border:1px solid #999;}
.platno tbody tr td{padding:4px 8px;}
</style><br />
<table class="platno"><tbody>
<tr> <th>Kode Plat No.</th> <th>Nama Daerah</th> </tr>
<tr> <th colspan="2">Daerah Sumatera</th> </tr>
<tr> <td>BL</td> <td>Nanggroe Aceh Darussalam</td> </tr>
<tr> <td>BL</td> <td>Nanggroe Aceh Darussalam</td> </tr>
<tr> <td>BB</td> <td>Sumatera Utara bagian Barat (pesisir Barat)</td> </tr>
<tr> <td>BK</td> <td>Sumatera Utara bagian Timur (pesisir Timur)</td> </tr>
<tr> <td>BA</td> <td>Sumatera Barat</td> </tr>
<tr> <td>BM</td> <td>Riau</td> </tr>
<tr> <td>BH</td> <td>Jambi</td> </tr>
<tr> <td>BD</td> <td>Bengkulu</td> </tr>
<tr> <td>BP</td> <td>Kepulauan Riau</td> </tr>
<tr> <td>BG</td> <td>Sumatera Selatan</td> </tr>
<tr> <td>BN</td> <td>Kepulauan Bangka Belitung</td> </tr>
<tr> <td>BE</td> <td>Lampung</td> </tr>
<tr> <th colspan="2">Jawa : DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat</th> </tr>
<tr> <td>A</td> <td>Banten: Kabupaten dan Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, sebagian Kabupaten Tangerang</td> </tr>
<tr> <td>B</td> <td>DKI Jakarta, Kabupaten dan Kota Tangerang, Kabupatendan Kota Bekasi, Kota Depok</td> </tr>
<tr> <td>D</td> <td>Kabupaten dan Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat</td> </tr>
<tr> <td>E</td> <td>eks Karesidenan Cirebon: Kabupaten dan Kota Cirebon (E XXXX YA), Kabupaten Indramayu (YB), Kabupaten Majalengka (YC), Kabupaten Kuningan (YD)</td> </tr>
<tr> <td>F</td> <td>eks Karesidenan Bogor: Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi</td> </tr>
<tr> <td>T</td> <td>Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, sebagian Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang</td> </tr>
<tr> <td>Z</td> <td>Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya (H), Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis (T/W), Kota Banjar</td> </tr>
<tr> <th colspan="2">Jawa : Jawa Tengah dan DI Yogyakarta</th> </tr>
<tr> <td>G</td> <td>eks Karesidenan Pekalongan: Kabupaten (G XXXX B) dan Kota Pekalongan (A), Kabupaten (F) dan Kota Tegal (E), Kabupaten Brebes (G), Kabupaten Batang (C), Kabupaten Pemalang (D)</td> </tr>
<tr> <td>H</td> <td>eks Karesidenan Semarang: Kabupaten (C/L/V) dan Kota Semarang (A/G/H/R/S/X/W/Y/Z), Kota Salatiga (B/K), Kabupaten Kendal (D/M), Kabupaten Demak (E)</td> </tr>
<tr> <td>K</td> <td>eks Karesidenan Pati: Kabupaten Pati (A/S/H), Kabupaten Kudus (B/K/T), Kabupaten Jepara (C/V), Kabupaten Rembang (D/M), Kabupaten Blora (E/N), Kabupaten Grobogan (F/P), Kecamatan Cepu (N/Y)</td> </tr>
<tr> <td>R</td> <td>eks Karesidenan Banyumas: Kabupaten Banyumas (A/H/S/E), Kabupaten Cilacap (B/K/T/F), Kabupaten Purbalingga (C/L), Kabupaten Banjarnegara (D/M)</td> </tr>
<tr> <td>AA</td> <td>eks Karesidenan Kedu: Kabupaten (B) dan Kota Magelang (A/H/K/S), Kabupaten Purworejo (C/L/V), Kabupaten Kebumen (D/M/W), Kabupaten Temanggung (E/N), Kabupaten Wonosobo (F/P/Z)</td> </tr>
<tr> <td>AB</td> <td>DI Yogyakarta: Kota Yogyakarta (A/H/F), Kabupaten Bantul (B/G), Kabupaten Gunung Kidul (D/W), Kabupaten Sleman (E/N/Y/Q/Z/U), Kabupaten Kulon Progo (C)</td> </tr>
<tr> <td>AD</td> <td>eks Karesidenan Surakarta: Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo (B/K/T), Kabupaten Boyolali (D/M), Kabupaten Sragen (E/N/Y), Kabupaten Karanganyar (F/P), Kabupaten Wonogiri (G/R), Kabupaten Klaten (J/C/L/V)</td> </tr>
<tr> <td align="center" colspan="2"><i><b>Contoh:</b> <span style="color: red;">AD 1234 CB, AD 1234 CK, dan AD 1234 CT merupakan Plat Nomor Kendaraan Bermotor dari Kabupaten Sukoharjo.</span></i></td> </tr>
<tr> <th colspan="2">Jawa Timur</th> </tr>
<tr> <td>L</td> <td>Kota Surabaya</td> </tr>
<tr> <td>M</td> <td>eks Karesidenan Madura: Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan</td> </tr>
<tr> <td>N</td> <td>eks Karesidenan Malang: Kabupaten (D-J) dan Kota Malang(A-C dan E), Kabupaten (L-N) dan Kota Probolinggo (P-R), Kabupaten (S,U) dan Kota Pasuruan (V,X), Kabupaten Lumajang (W-Z), Kota Batu (K)</td> </tr>
<tr> <td>P</td> <td>eks Karesidenan Besuki: Kabupaten Bondowoso (A-D), Kabupaten Situbondo (E-H), Kabupaten Jember(K-T), Kabupaten Banyuwangi (U-Z)</td> </tr>
<tr> <td>S</td> <td>eks Karesidenan Bojonegoro: Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang</td> </tr>
<tr> <td>W</td> <td>Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik</td> </tr>
<tr> <td>AE</td> <td>eks Karesidenan Madiun: Kabupaten dan Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan (W / X / Y / Z)</td> </tr>
<tr> <td>AG</td> <td>eks Karesidenan Kediri: Kabupaten (D-J) dan Kota Kediri (A-C), Kabupaten (K-N) dan Kota Blitar (P-R), Kabupaten Tulungagung (S-T), Kabupaten Nganjuk (U-W), Kabupaten Trenggalek (Y-Z)</td> </tr>
<tr> <td colspan="2"><i><b>Catatan:</b><br />
<br />
<span style="color: red;">Daerah dengan kode wilayah Z sebelumnya memiliki kode wilayah D (eks Karesidenan Parahyangan)<br />
<br />
Jombang memiliki kode wilayah S sejak tahun 2005, sebelumnya memiliki kode wilayah W<br />
<br />
Daerah dengan kode wilayah W sebelumnya memiliki kode wilayah L (eks Karesidenan Surabaya)</span></i></td> </tr>
<tr> <th colspan="2"><b>Bali dan Nusa Tenggara</b></th> </tr>
<tr> <td>DK</td> <td>Bali</td> </tr>
<tr> <td>DR</td> <td>NTB I (Pulau Lombok: Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah)</td> </tr>
<tr> <td>EA</td> <td>NTB II (Pulau Sumbawa: Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten/Kota Bima)</td> </tr>
<tr> <td>DH</td> <td>NTT I (Pulau Timor: Kabupaten/Kota Kupang, Kabupaten TTU, TTS, Kabupaten Rote Ndao)</td> </tr>
<tr> <td>EB</td> <td>NTT II (Pulau Flores dan kepulauan: Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor)</td> </tr>
<tr> <td>ED</td> <td>NTT III (Pulau Sumba: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Timur)</td> </tr>
<tr> <th colspan="2"><b>Kalimantan</b></th> </tr>
<tr> <td>KB</td> <td>Kalimantan Barat</td> </tr>
<tr> <td>DA</td> <td>Kalimantan Selatan</td> </tr>
<tr> <td>KH</td> <td>Kalimantan Tengah</td> </tr>
<tr> <td>KT</td> <td>Kalimantan Timur</td> </tr>
<tr> <th colspan="2"><b>Sulawesi</b></th> </tr>
<tr> <td>DB</td> <td>Sulawesi Utara Daratan (Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)</td> </tr>
<tr> <td>DL</td> <td>Sulawesi Utara Kepulauan (Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sitaro)</td> </tr>
<tr> <td>DM</td> <td>Gorontalo</td> </tr>
<tr> <td>DN</td> <td>Sulawesi Tengah</td> </tr>
<tr> <td>DT</td> <td>Sulawesi Tenggara</td> </tr>
<tr> <td>DD</td> <td>Sulawesi Selatan</td> </tr>
<tr> <td>DC</td> <td>Sulawesi Barat</td> </tr>
<tr> <th colspan="2"><b>Maluku dan Papua</b></th> </tr>
<tr> <td>DE</td> <td>Maluku</td> </tr>
<tr> <td>DG</td> <td>Maluku Utara</td> </tr>
<tr> <td>DS</td> <td>Papua dan Papua Barat</td> </tr>
</tbody> </table><br />
<br />
</div>Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-29792369861823237462015-11-24T07:47:00.000-08:002015-12-28T15:34:57.922-08:00Garis Keturunan Nabi Ibrahim Sampai Nabi Muhammad<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Nabi Ibrahim mempunyai dua orang istri. Dari istri pertamanya yang bernama Sarah, melahirkan seorang putra yang kemudian menjadi nabi, yaitu Nabi Ishaq. <br />
Sedangkan dari istri keduanya yang bernama Hajar, melahirkan seorang putra yang kemudian menjadi Nabi juga, yaitu Nabi Isma'il.<br />
<br />
Bagaimana <a href="http://pos-pengetahuan.blogspot.com/2015/11/garis-keturunan-nabi-ibrahim-sampai.html"><b>nasab Nabi Muhammad saw sampai Nabi Ibrahim as</b></a>? Para ahli sejarah sepakat bahwa Nabi Muhammad saw adalah keturunan Nabi Ibrahim as (lewat jalur Nabi Ismail as). Tetapi terjadi perselisihan berapakah nenek-nenek beliau di antara Ismail dengan Adnan. Kata setengahnya banyaknya 40 orang, setengahnya pula mengatakan 7 orang. Berkata Abu Abdullah Al-Hafidzh: “Tentang berapakah bilangan nenek-nenek moyang Rasulullah sejak dari Adnan menjelang Ismail dan Ibrahim itu tidaklah ada suatu riwayat yang muktamad.” (Hamka, Sejarah Umat Islam).<br />
<br />
Sebagian ahli sejarah memberi data bagaimana sambungan antara Adnan sampai Nabi Ibrahim as, diantaranya: Adnan adalah Ibnu Ad bin Humaisi bin Salaman bin Aush bin Basuz bin Qumwal bin Ubay bin Awwan bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Nasyid bin Makhi bin Iyadl bin Abqar bin Ubaid bin Ad Da’a bin Hamdan bin sunbur bin Yatsribi bin Yahzan bin Yalhan bin Arawa bin Iyadl bin Disyan bin Aishir bin Afnad bin Aiham bin Magshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin Audlah bin Iram bin Qidar bin Ismail as bin Ibrahim as (Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury, Sejarah Hidup Muhammad – Sirah Nabawi).<br /><br />
Bahkan silsilah itu oleh dilanjutkan sampai Adam as, meskipun ini oleh
Syafiyyur Rahman dianggap bahwa di dalamnya terdapat perkara-perkara
yang tidak benar. Adapun silsilah Nabi Ibrahim as sampai Adam as yang
dimaksud adalah; Ibrahim bin Tarih bin Nahur bin Asragh bin Arghu bin
Falikh bin Abir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh as bin Lamik
bin Mattusyalakh bin Akhnukh (Idris as) bin Yarid bin Mahlail bin Qayin
bin Anus bin Syits bin Adam as. (Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al
Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid I, Darul Falah,, Jakarta,
2004).<br />
<br />
Jika silsilah dari Nabi Ibrahim as sampai Adnan terjadi
perselisihan pendapat (apalagi dari Adam as sampai Ibrahim as!), maka
ahli sejarah sepakat tentang nasab Nabi Muhammad saw sampai Adnan,
dengan runtutan sebagai berikut: Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah) bin
Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin
Fihr (darinya penisbatan kabilah Quraish) bin Malik bin Nadhar bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mu’id bin Adnan.<br />
<br />
Jalur
keturunan dari garis keturunan Ismail ini oleh para ahli sejarah
digolongkan dalam kelompok Arab Musta’ribah, yang dinamakan juga Arab
Adnaniyyah. Sedangkan dua golongan bangsa Arab lainnya adalah Arab
Ba’idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang rincian sejarah mereka tidak
dapat diketahui secara sempurna seperti kaum Ad, Tsamud Thasam, Amlaq.
Golongan lainnya adalah Arab Aribah, yaitu kaum Arab yang berasal dari
garis keturunan Ya’rib bin Yasyjib bin Qahthan, yang disebut Arab
Qathaniyyah, yang bertempat di Yaman dengan dua kabilah yang terkenal,
yaitu Humair dan Kahlan. (Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfury,
Sejarah Hidup Muhammad – Sirah Nabawi).<br />
<br />
Tetapi yang mesti di ingat: <br />
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Berhentilah ketika kalian sampai pada Adnan.(ketika menelusuri garis keturunanku) dan kemudian Beliau membaca ayat berikut ini,<i> </i><br />
<i>"dan (telah Kami binasakan juga) kaum ‘Ad, kaum Tsamud, penduduk ar-Rass, dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.</i><i>”</i> (Qs. Al-Furqan [25]:38)<br />
Kemudian bersabda, “Tiada yang mengetahui hal ini kecuali Allah Swt.”[5] <br />
<br />
Berikut silsilah nabi Muhammad sampai Adnan..<br />
<br />
Nabi Muhammad saw lahir tahun 570<br />
Ayahnya bernama Abdullah, lahir tahun 545<br />
Ayah Abdullah bernama Abdul Muthalib, lahir tahun 497<br />
Ayah Abdul Muthalib bernama Hasyim, lahir tahun 464<br />
Ayah Hasyim bernama Abdul Manaf, lahir tahun 430<br />
Ayah Abdul Manaf bernama Qushay, lahir tahun 400<br />
<br />
Qushay bin Qilab juga dikenal dengan nama Fahr bin Qilab adalah leluhur dari suku Quraish.<br />
<br />
Dan Leluhur dari Qushay ke atas adalah sebagai berikut:<br />
Qilab, Ka’ab, Lu’ai, Ghalib, Fihr, Malik, Nazar, Kinanah, Khuzamah, Mudrikah, Ilyas, Mazar, Nazar, Ma’ad, Adnan.<br />
</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-77513019052628324332015-11-11T09:07:00.001-08:002016-02-02T15:00:44.174-08:00Apakah Nabi Muhammad Melihat Allah ketika Isra Mi’raj?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #444444;"><b>Seseorang bertanya (Yayuk):</b></span><br />
<i>Apakah waktu isra’ mi’raj Rasulullah bertatap muka langsung dengan Allah?</i><br />
<span style="color: #444444;"><b><br />
</b></span> <span style="color: #444444;"><b>Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com).</b></span><br />
<span style="color: #444444;">Ustadz Ammi Nur Baits adalah Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh. Saat ini, beliau aktif sebagai Dewan Pembina website PengusahaMuslim.com, KonsultasiSyariah.com, dan Yufid.TV, serta mengasuh pengajian di beberapa masjid di sekitar kampus UGM. <b><br /></b></span><br />
<span style="color: #444444;"><b>Berikut jawabannya:</b></span><br />
<br />
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,<br />
<br />
Pertama, kaum muslimin sepakat bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa melihat Allah dengan mata kepalanya sendiri, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ad-Darimi dalam Ar-Rad Ala Al-Jahmiyah (hlm. 306), Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa (6/510), dan Ibn Abil Iz dalam Syarh Aqidah Thahwiyah (1/222)<br />
<br />
Dan terdapat hadis yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menegaskan bahwa manusia apapun tidak mungkin melihat Tuhannya di dunia. Beliau bersabda,<br />
<div class="arabic">
تعلَّموا أنه لن يرى أحد منكم ربه عز وجل حتى يموت</div>
“Yakini, bahwa seorangpun diantara kalian tidak akan bisa melihat Tuhannya sampai dia mati.” (HR. Muslim 7283, Ahmad dalam Musnadnya 5/433)<br />
<br />
Yang menjadi perbedaan ulama adalah apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika isra mi’raj ataukah tidak?<br />
<br />
Kedua, perselisihan semacam adalah perselisihan yang masing-masing bisa ditoleransi. Karena itu, memilih pendapat apapun yang dipilih dalam perselisihan ini tidak dihukumi bersalah atau layak divonis memiliki aqidah menyimpang. Adz-Dzahabi mengatakan, .<br />
<div class="arabic">
ولا نعنف من أثبت الرؤية لنبينا في الدنيا، ولا من نفاها، بل نقول الله ورسوله أعلم، بل نعنف ونبدع من أنكر الرؤية في الآخرة، إذ رؤية الله في الآخرة ثبتت بنصوص متوافرة…</div>
Kita tidak boleh bersikap keras terhadap ornag yang berpendapat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah di dunia maupun yang berpendapat sebaliknya. Sikap yang tepat, kita mengatakan, Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu. Dan kita bersikap keras dan menilai sesat orang yang mengingkari Allah bisa dilihat pada hari kiamat. Karena keterangan bahwa Allah bisa dilihat pada hari kiamat terdapat dalam berbagai dalil yang shahih (Siyar A’lam Nubala’, 10/114).<br />
<br />
Ketiga, ada 4 pendapat ulama tentang apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika isra mi’raj ataukah tidak.<br />
<br />
Pendapat pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika mi’raj<br />
<br />
Pendapat mayoritas ulama ahlus, mereka sunah meyakini bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ketika isra mi’raj. Syaikhul Islam mengatakan,<br />
<div class="arabic">
كان النزاع بين الصحابة في أن محمدا صلى الله عليه وسلم هل رأى ربه ليلة المعراج؟ فكان ابن عباس رضي الله عنهما وأكثر علماء السنة يقولون: إن محمدا صلى الله عليه وسلم رأى ربه ليلة المعراج وكانت عائشة رضي الله عنها وطائفة معها تنكر ذلك</div>
Perselisihan yang terjadi di kalangan para sahabat adalah apakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya pada malam isra mi’raj? Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan mayoritas ulama ahlus sunah berpendapat bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya ketika isra mi’raj. Sementara Aisyah dan beberapa tokoh yang bersamanya, mengingkari aqidah ini. (Majmu’ Fatawa, 3/386).<br />
<br />
Beberapa riwayat yang mendukung pendapat ini,<br />
<br />
a. Keterangan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, tentang firman Allah di surat An-Najm, yang artinya, ‘Sesungguhnya Muhammad telah melihat-nya pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.’ Ibnu Abbas menjelaskan tentang ayat ini,<br />
<div class="arabic">
رأى ربه فتدلى فكان قاب قوسين أو أدنى</div>
Beliau melihat Tuhannya dan mendekat. Sehingga jaraknya seperti dua busur atau lebih dekat. (HR. Turmudzi 3280 dan Al-Albani menilai, shahih sampai kepada Ibnu Abbas)<br />
<br />
b. Dari Qatadah, bahwa Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,<br />
<div class="arabic">
رأى محمدٌ ربَّه</div>
“Nabi Muhammad melihat Tuhannya” (HR. Ibn Abi Ashim dalam As-Sunah no. 432 dan Ibnu Khuzaimah dalam Bab Tauhid no. 280. Namun riwayat ini dinilai lemah oleh sebagian ulama)<br />
<br />
c. Keterangan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditanya oleh Marwan bin Hakam, apakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya. Jawab beliau, ‘Ya, beliau telah melihatnya.’ (HR. Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunah no. 218, Al-Lalikai dalam Syarh Ushul I’tiqad, no. 908).<br />
<br />
Pendapat Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah dengan hati<br />
<br />
Terdapat satu hadis yang mendukung pendapat ini, namun hadisnya dhaif. Karena statusnya hadis mursal. Hadis tersebut dari seorang tabiin, Muhammad bin Ka’ab Al-Quradzi, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Apakah anda melihat Tuhan anda?’ jawab beliau,<br />
<div class="arabic">
رأيته بفؤادي، ولم أره بعيني</div>
“Saya melihat dengan mata hatiku dan tidak dengan mata kepalaku.” (HR. At-Thabari 27/46-47, dan Ibnu Abi Hatim no. 18699. Muhammad bin Ka’ab Al-Quradzi tidak berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)<br />
<br />
Diantara riwayat lain yang mendukung pendapat ini adalah keterangan Ibnu Abbas menurut salah satu riwayat dari Abul Aliyah,<br />
<div class="arabic">
أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى ربه بفؤاده مرتين</div>
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya dengan hatinya dua kali. (HR. Muslim no. 176, Ahmad dalam musnad 1/223).<br />
<br />
Pendapat Ketiga, Pendapat yang mengingkari bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah<br />
<br />
Sahabat yang paling dikenal berpendapat demikian adalah Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha dan Abu Dzar. Aisyah mengatakan,<br />
<div class="arabic">
من زعم أن محمدًا رأى ربه فقد أعظم الفرية على الله</div>
“Siapa yang meyakini bahwa Muhammad pernah melihat Tuhannya, berarti dia telah membuat kedustaan yang besar atas nama Allah.” (HR. Bukhari 4855, Muslim no. 428, Turmudzi 3068, dan yang lainnya).<br />
<br />
Ada dua ayat yang digunakan Aisyah untuk menguatkan pendapatnya, pertama firman Allah di surat Al-An’am: 103,<br />
<div class="arabic">
لا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَار</div>
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan.<br />
<br />
Namun sebagian ulama tafsir menilai bahwa mengingkari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah dengan ayat ini adalah pendalilan yang kurang tepat. Karena yang ditiadakan dalam ayat di atas adalah al-idrak (meliputi), sementara yang dibahas dalam masalah ini adalah ar-rukyah (melihat), dan melihat beda dengan meliputi.<br />
<br />
Kedua, firman Allah di surat As-Syura,<br />
<div class="arabic">
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْياً أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ</div>
Tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.<br />
<br />
Kemudian, dalam hadis dari Abu Dzar, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah Nabi melihat Allah ketika isra mi’raj? Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,<br />
<div class="arabic">
نور أنى أراه</div>
“Ada cahaya, bagaimana aku melihat-Nya.”<br />
<br />
Dalam riwayat lain, “Aku melihat cahaya.” (HR. Muslim 178, Turmudzi 3282, Ahmad 21392, dan yang lainnya).<br />
<br />
Pendapat Keempat, tawaqquf (tidak mengambil sikap)<br />
<br />
Diantara yang berpendapat demikian adalah Sa’id bin Jubair, ulama tabiin, murid Ibnu Abbas. Said pernah mengatakan,<br />
<div class="arabic">
لا أقول رآه ولا لم يره</div>
“Saya tidak berpendapat Nabi melihat Allah, tidak pula berpendapat beliau tidak melihat Allah.” (HR. Abu Ya’la, simak Masail fi Ushul Ad-Diyanat, hlm. 66)<br />
<br />
Al-Qodhi Iyadh – ulama syafi’i – mengatakan,<br />
<div class="arabic">
ووقف بعض مشايخنا في هذا، وقال: ليس عليه دليل واضح، ولكنه جائز أن يكون</div>
Beberapa guru kami tidak mengambil sikap dalam perselisihan ini. Mereka mengatakan, ‘Tidak ada dalil yang tegas dalam hal ini. Meskipun secara logika itu memungkinkan untuk terjadi.’ (As-Syifa, 1/261)<br />
<br />
Selanjutnya mari kita simak keterangan Ibnu Abil Iz sebagai kata terakhir untuk menyimpulkan perselisihan ini. Setelah menyebutkan perselisihan apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Allah ataukah tidak ketika peristiwa isra mi’raj, beliau menyimpulkan,<br />
<div class="arabic">
لكن لم يرد نص بأنه صلى الله عليه وسلم رأى ربَّه بعين رأسه، بل ورد ما يدل على نفي الرؤية، وهو ما رواه مسلم في صحيحه، عن أبي ذر – رضي الله عنه – قال: سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم هل رأيت ربك؟ فقال: “نور أنى أراه” وفي رواية “رأيت نوراً”،</div>
Hanya saja tidak terdapat dalil tegas yang menyatakan, beliau pernah melihat Tuhannya dengan mata kepala beliau. Sebaliknya, terdapat dalil yang menunjukkan bahwa beliau tidak melihat Allah secara langsung. Yaitu hadis yang diriwayatkan Muslim dalam shahihnya, dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Apakah anda melihat Tuhan anda?’ jawab Nabi, ‘Ada cahaya, bagaimana mungkin saya melihatnya.’ Dalam riwayat lain, ‘Saya melihat cahaya.’<br />
<div class="arabic">
وقد روى مسلم – أيضًا – عن أبي موسى الأشعري – رضي الله عنه – أنه قال: قام فينا رسول الله صلى الله عليه وسلم بخمس كلمات، فقال: “إن الله لا ينام ولا ينبغي له أن ينام، يخفض القسط ويرفعه، يرفع إليه عمل الليل قبل عمل النهار، وعمل النهار قبل عمل الليل، حجابه النور ، لو كشفه لأحرقت سُبحات وجهه ما انتهى إليه بصره من خلقه”</div>
Juga diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah menyampaikan 5 kalimat,<br />
<br />
Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak layak Allah disifati dengan tidur, Dia yang menaik-turunkan timbangan, amalan malam hari dilaporkan kepada-Nya sebelum datang amalan siang, dan amalan siang hari dilaporkan kepada-Nya sebelum datang amalan malam. Hijab-Nya adalah cahaya. Andaikan Allah menyingkap cahaya itu, tentu subuhat (pancaran) wajahnya akan membakar makhluk-Nya sejauh pandangan-Nya. (HR. Ahmad 19597 dan Muslim 179).<br />
<br />
Kemudian Imam Ibnu Abil Iz menyimpulkan dua hadis di atas,<br />
<div class="arabic">
فيكون – والله أعلم – معنى قوله لأبي ذر: “رأيت نوراً” أنه رأى الحجاب، أي: فكيف أراه والنور حجاب بيني وبينه يمنعني من رؤيته، فهذا صريح في نفي الرؤية والله أعلم</div>
Karena itu – Allahu a’lam – makna keterangan Abu Dzar, ‘Nabi melihat cahaya’, bahwa beliau melihat hijab. Artinya, bagaimana mungkin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melilhat Allah, sementara ada cahaya yang menjadi hijab antara diri beliau dengan Allah, yang menghalangi beliau untuk melihat Allah. Ini merupakan dalil yang tegas, beliau tidak melihat Allah ketika isra mi’raj.<br />
<br />
Allahu a’lam<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i>Source: http://www.konsultasisyariah.com/nabi-melihat-allah-ketika-isra-dan-miraj/ </i></span><br />
<br />
<br /></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-90590375612480704422015-11-02T15:55:00.001-08:002015-11-11T07:46:03.327-08:00Apa itu Cybercrime ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>1.Pengertian Cybercrime</b><br />
<br />
Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakkukan dengan menggunakan teknologi computer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi computer khusunya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi computer yang berbasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet.<br />
<br />
Cybercrime memiliki karakteristik unik yaitu :<br />
<br />
1. Ruang lingkup kejahatan<br />
2. Sifat kejahatan<br />
3. Pelaku kejahatan<br />
4. Modus kejahatan<br />
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan<br />
<br />
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka<br />
<br />
cybercrime diklasifikasikan :<br />
<br />
Cyberpiracy : Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.<br />
<br />
Cybertrespass : Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu organisasi atau indifidu.<br />
<br />
Cybervandalism : Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer<br />
<br />
· Perkembangan cyber crime di Indonesia<br />
<br />
· Di Indonesia sendiri juga sebenarnya prestasi dalam bidang cyber crime ini patut diacungi dua jempol. Walau di dunia nyata kita dianggap sebagai salah satu negara terbelakang, namun prestasi yang sangat gemilang telah berhasil ditorehkan oleh para hacker, cracker dan carder lokal.<br />
<br />
· Virus komputer yang dulunya banyak diproduksi di US dan Eropa sepertinya juga mengalami “outsourcing” dan globalisasi. Di tahun 1986 – 2003, epicenter virus computer dideteksi kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika dan beberapa negara lainnya seperti Jepang, Australia, dan India. Namun hasil penelitian mengatakan di beberapa tahun mendatang Mexico, India dan Africa yang akan menjadi epicenter virus terbesar di dunia, dan juga bayangkan, Indonesia juga termasuk dalam 10 besar.<br />
<br />
· Seterusnya 5 tahun belakangan ini China , Eropa, dan Brazil yang meneruskan perkembangan virus2 yang saat ini mengancam komputer kita semua… dan gak akan lama lagi Indonesia akan terkenal namun dengan nama yang kurang bagus… alasannya? mungkin pemerintah kurang ketat dalam pengontrolan dalam dunia cyber, terus terang para hacker di Amerika gak akan berani untuk bergerak karna pengaturan yang ketat dan system kontrol yang lebih high-tech lagi yang dipunyai pemerintah Amerika Serikat<br />
<br />
<br />
<b>2. Jenis-jenis cybercrime berdasarkan jenis aktivitasnya</b><br />
<br />
Unauthorized Access to Computer System and Service<br />
<br />
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet.<br />
<br />
Kita tentu tidak lupa ketika masalah Timor Timur sedang hangat-hangatnya dibicarakan di tingkat internasional, beberapa website milik pemerintah RI dirusak oleh hacker (Kompas, 11/08/1999). Beberapa waktu lalu, hacker juga telah berhasil menembus masuk ke dalam database berisi data para pengguna jasa America Online (AOL), sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dibidang e-commerce, yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi (Indonesian Observer, 26/06/2000). Situs Federal Bureau of Investigation (FBI) juga tidak luput dari serangan para hacker, yang mengakibatkan tidak berfungsinya situs ini dalam beberapa waktu lamanya.<br />
<br />
Illegal Contents<br />
<br />
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.<br />
<br />
Data Forgery<br />
<br />
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.<br />
<br />
Cyber Espionage<br />
<br />
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer(computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu system yang computerized.<br />
<br />
Cyber Sabotage and Extortion<br />
<br />
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyberterrorism.<br />
<br />
Offense against Intellectual Property<br />
<br />
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.<br />
<br />
Infringements of Privacy<br />
<br />
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized,yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materilmaupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakittersembunyi dan sebagainya.<br />
<br />
Cracking<br />
<br />
Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.<br />
<br />
Carding<br />
<br />
Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun non materil.<br />
<br />
<b><br /></b>
<b>3. Jenis-jenis cybercrime berdasarkan motif Cybercrime terbagi menjadi 2 yaitu:</b><br />
<br />
Cybercrime sebagai tindakan kejahatan murni :<br />
<br />
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.<br />
<br />
Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu :<br />
<br />
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau system computer tersebut.<br />
<br />
Selain dua jenis diatas cybercrime berdasarkan motif terbagi menjadi<br />
<br />
a. Cybercrime yang menyerang individu :<br />
<br />
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll<br />
<br />
b. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :<br />
<br />
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.<br />
<br />
c. Cybercrime yang menyerang pemerintah :<br />
<br />
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror, membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.</div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-72735027099779268442015-10-22T18:03:00.003-07:002015-10-22T18:04:07.718-07:00Besaran Panjang, Massa, dan Waktu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kali ini kita akan mengetahui dasar penetapan satuan besaran panjang, massa, dan waktu yang digunakan secara internasional atau mengikuti aturan SI.<br />
<br />
<b>Besaran Panjang</b><br />
Sebelum ditemukan satuan besaran panjang yang disepakati secara internasional, negara-negara di Eropa menggunakan satuan sendiri-sendiri. Inggris menggunakan yard, sementara Prancis menggunakan meter. Namun meter dalam versi Prancis saat itu didefinisikan sebagai sepersepuluhjuta jarak antara equator ke kutub utara.<br />
<br />
Kemudian standar itu diperbaharui. Pada tahun 1960-1970, 1 meter didefinisikan sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang dari sinar orange-merah yang dipancarkan dari isotope krypton-86. Namun ukuran ini diperbaharui lagi pada Oktober 1983 hingga sekarang, bahwa 1 meter (m) didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya di dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 detik.<br />
<br />
<br />
<b>Besaran Massa</b><br />
Kilogram StandardUntuk besaran massa, satuan yang digunakan secara internasional adalah kilogram (kg). Berdasarkan kesepakatan para ilmuwan pada tahun 1887, 1 kilogram didefinisikan dari massa sebuah silinder campuran platinum-iridium yang saat ini disimpan di International Bureau of Weights and Measures yang berada di Sèvres, Prancis.<br />
<br />
Kesepakatan ini tidak pernah berubah hingga saat ini. Duplikat dari silinder tersebut saat ini dapat dijumpai di National Institute of Standards and Technology (NIST) di Gaithersburg, Maryland.<br />
<br />
<br />
<b>Besaran Waktu</b><br />
Sebelum tahun 1960, satuan waktu yang disepakati secara internasional menggunakan turunan dari hari yang berdasarkan matahari. Satuan waktu yang disepakati internasional adalah detik atau sekon. Satu detik saat itu didefinisikan sebagai hasil dari (1/60)(1/60)(1/24) hari matahari (solar day).<br />
<br />
<br />
<b>Atom Cessium</b><br />
Namun pada tahun 1967, standar itu mengalami revisi setelah ditemukan perangkat yang secara presisi dapat mendefinisikan 1 detik standar. Pada tahun itu, para ilmuwan menyepakati bahwa 1 detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan isotop jam atom cesium-133 atom untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.<br />
<br />
Demikianlah tiga besaran yang paling inti dalam fisika yang nanti akan menjadi faktor penentu besaran-besaran turunan lainnya. Sedangkan untuk empat besaran pokok yang lain seperti kuat arus, intensitas cahaya, suhu, dan jumlah zat akan dibahas pada kesempatan lainnya.<br />
<br />
<br />
<br />
<i>Source: www.sinaufisika.com</i></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3787414138053277409.post-73583814911795216912015-10-22T17:54:00.001-07:002015-10-22T17:54:38.813-07:00Konsep Fisika Pada Permainan Gasing<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhch9AlnrmqyA8tpXiKzgXgUY_0VqZHGLXCIqVb7lMkRlPkTvGMhqfnZ8XXc-BssQY6LfiuU8277UH-fGE14KAX5qwFc9tmPxxfSxLluWMtQxLarVJXBQZrJWHaBGcLJFLGWTnNye8vEHg/s1600/gasing.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhch9AlnrmqyA8tpXiKzgXgUY_0VqZHGLXCIqVb7lMkRlPkTvGMhqfnZ8XXc-BssQY6LfiuU8277UH-fGE14KAX5qwFc9tmPxxfSxLluWMtQxLarVJXBQZrJWHaBGcLJFLGWTnNye8vEHg/s1600/gasing.jpg" /></a></div>
Mungkin Anda tidak asing dengan istilah gasing. Ini merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Untuk memainkan gasing biasanya digunakan tali dari kain (atau bahan lain) yang dililitkan bada badan gasing. Kemudian gasing dihentak sambil tali yang melilit ditarik sehingga gasing berputar pada porosnya dan membiarkan gasing itu berputar sesuai arah jalannya.<br />
<br />
Konsep fisika apa saja yang berlaku pada permainan gasing? Postingan ini membahas bagaimana penjelasan hukum fisika dari permainan gasing tersebut.<br />
<br />
Hukum I (Pertama) Newton dan II (Kedua) Newton<br />
<br />
Hukum pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja pada benda itu. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu.<br />
<br />
Ini maksudnya pada saat gasing diam maka akan tetap diam (jika tidak ada pengaruh gaya luar). Nah, untuk membuat gasing dari keadaan diam agar bergerak dengan kecepatan tertentu maka harus ada gaya luar yang membuat gasing tersebut bergerak. Gaya luar tersebut bisa berupa hentakan atau tarikan tali pada gasing (pada saat mulai memutar gasing).<br />
<br />
Sedangkan Hukum II Newton menyatakan, “percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda tersebut”. Artinya, semakin besar gaya yang bekerja pada benda maka semakin besar percepatan yang ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang bekerja maka semakin kecil percepatan yang ditimbulkan.<br />
<br />
Gerak Melingkar<br />
<br />
Gasing bentuknya hampir seperti roda sepda motor. Oleh karena itu juga akan berlaku hukum fisika tentang gerak melingkar yaitu kecepatan linier dan kecepatan sudut (anguler).<br />
<br />
1. Kecepatan linier<br />
Kecepatan linier merupakan kecepatan yang memiliki arah tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran atau dapat dikatakan sebagai garis singgung lingkaran.<br />
<br />
Prinsip ini dapat digunakan untuk mainan gasing ini karena bagian atas gasing ini merupakan bentuk lingkaran. Jadi, kita dapat menghitung dengan seksama mengenai kecepatan linier yang akan terbentuk ini pada bagian atas gasing.<br />
<br />
2. Kecepatan sudut.<br />
Kecepatan sudut ialah besarnya sudut yang dibentuk untuk melakukan perpindahan tiap satuan waktu.<br />
<br />
Gasing<br />
<br />
Torsi (momen gaya) dan Momentum sudut<br />
<br />
Kita tinjau gasing itu dari hukum torsi (momen gaya). Momen gaya merupakan besaran yang dapat menyebabkan sebuah titik partikel berputar (berotasi). Dalam hal ini gasing berbentuk lingkarang seperti Gambar 1 di atas. Momen gaya dilambangkan dengan “?”<br />
<br />
Besarnya jarak sumbu putar gasing dengan bagian terluar (dalam hal ini panjang jari-jari) gasing akan mempengaruhi kecepatan sudut gasing tersebut. Semakin besar jari-jari gasing, semakin kecil kecepatan sudut gasing tersebut berputar. Demikian sebaliknya, semakin kecil jari-jarinya, semakin besar kecepatan sudut gasing tersebut berputar.<br />
<br />
Pada permainan gasing, kecepatan sudut gasing dipengaruhi oleh besarnya gaya, besarnya gaya tersebut diterjemahkan sebagai besarnya gaya tarikan tali ketika kita melepas gasing. Semakin besar gaya tarikan yang kita berikan, semakin besar torsi gasing yang pada akhirnya semakin besar kecepatan sudut yang akan dihasilkan. Begitupun, sebaliknya. Semakin kecil gaya kita berikan pada saat kita memutar gasing, semakin kecil pula kecepatan sudut yang dihasilkan.<br />
<br />
Selain faktor gaya dan jari-jari, massa gasing juga mempengaruhi kecepatan sudut putar gasing. Semakin besar massa gasing maka kecepatan sudut gasing akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya, semakin kecil massa gasing maka kecepatan sudut gasing makin besar.<br />
<br />
Gaya Gesek dan Tekanan<br />
<br />
Menurut Wikipedia gaya gesekan adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.<br />
<br />
Gaya gesek yang terjadi pada gasing yang utama adalah dengan lantai atau dasar di mana gasing dimainkan. Gaya gesek yang terjadi pada gasing akan berlawanan dengan arah putar gasing. Jadi, apabila gasing berputar ke kanan, maka gaya gesek akan berputar ke kiri berlawanan dengan arah putar gasing.<br />
<br />
Hal ini sama halnya dengan rotasi gasing yang berupa teori. Namun, hal ini dapat diperhatikan dari gasing yang berputar di atas pasir. Gasing yang berputar di atas pasir akan membuat pasir berputar berlawanan arah seperti arah gaya gesek. Karena, gaya gesek inilah yang membuat gasing yang berputar kencang menjadi pelan dan akhirnya berhenti total.<br />
<br />
Jadi agar memperkecil gaya gesekan ujung bawah gasing dibuat runcing agar memperkecil bidang sentuh antara lantai dengan ujung gasing. Tapi efek memperkecil ujung gasing adalah tekanan gasing terhadap lantai semakin besar. Kita telah ketahui bahwa tekanan (p) merupakan gaya (F) yang diberikan per satuan luas (A). Memperkecil ujung gasing itu artinya memperkecil luas ujung gasing tersebut sehingga tekanannya menjadi besar. Jika lantai yang teksturnya tidak keras (gembur), ujung bawah gasing akan tenggelam dan gasing akan terjebak, hal ini justru menambah gesekan yang menyebabkan gasing mengalami perlambatan yang besar dan berhenti berputar.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<i>Source: www.sinaufisika.com</i></div>
Yudi Mansopyanhttp://www.blogger.com/profile/12230898045571659051noreply@blogger.com0